Sejarah Nabi Yusuf as.
Nabi Yusuf adalah putera ke tujuh daripada dua belas putera-puteri Nabi Ya'qub. Ia dengan adiknya yang bernama Benyamin adalah
beribukan Rahil, saudara sepupu Nabi Ya'qub. Ia dikurniakan Allah rupa yang bagus, paras
tampan dan tubuh yang tegap yang menjadikan idaman setiap wanita dan kenangan
gadis-gadis remaja. Ia adalah anak yang dimanjakan oleh ayahnya, lebih disayang
dan dicintai dibandingkan dengan saudara-saudaranya yang lain, terutamanya
setelah ditinggalkan iaitu wafatnya ibu kandungnya Rahil semasa ia masih
berusia dua belas tahun.
Perlakuan yang diskriminatif dari Nabi
Ya'qub terhadap anak-anaknya telah menimbulkan rasa iri-hati dan dengki di antara
saudara-saudara Yusuf yang lain, yang merasakan bahawa mereka dianak-tirikan
oleh ayahnya yang tidak adil sesama anak, memanjakan Yusuf lebih daripada yang
lain.
Rasa jengkel mereka terhadap kepada
ayahnya dan iri-hati terhadap Yusuf membangkitkan rasa setia kawan antara
saudara-saudara Yusuf, persatuan dan rasa persaudaraan yang akrab di antara
mereka.
Saudara-saudara Yusuf mengadakan pertemuan
Dalam pertemuan rahsia
yang mereka adakan untuk merundingkan nasib
yang mereka alami dan mengatur aksi yang
harus mereka lakukan bagi menyedarkan ayahnya, menuntut perlakuan
yang adil dan saksama, berkata salah seorang daripada mereka:" Tidakkah
kamu merasakan bahawa perlakuan terhadap kita sebagai anak-anaknya tidak adil
dan berat sebelah? Ia memanjakan Yusuf dan menyintai serta menyayangi lebih
daripada kita, seolah-olah Yusuf dan Benyamin sahajalah anak-anak kandungnya
dan kita anak-anak tirinya , padahal kita adalah lebih tua dan lebih cekap
daripada mereka berdua serta kitalah yang selalu mendampingi ayah,mengurus
segala keperluannya dan keperluan rumahtanggannya. Kita merasa hairan mengapa
hanya Yusuf dan Benyamin sahaja yang menjadi keistimewaan disisi ayah. Apakah
ibunya lebih dekat kepada hati ayah berbanding dengan ibu kita? Jika memang itu
alasannya ,maka apakah salah kita? Bahwa kita lahir daripada ibu yang mendapat
tempat kedua di hati ayah ataukah paras Yusuf yang lebih tampan dan lebih cekap
drp paras dan wajah kita yang memang sudah demikian diciptakan oleh Tuhan dan
sesekali bukan kehendak atau hasil usaha kita? Kita amat sesalkan atas
perlakuan dan tindakan ayah yang sesal dan keliru ini serta harus melakukan
sesuatu untuk mengakhiri keadaan yang pincang serta menjengkelkan hati kami
semua."
Seorang saudara lain berkata
menyambung:" Soal cinta atau benci simpati atau antipati adalah soal hati
yang tumbuh laksana jari-jari kita, tidak dapat ditanyakan mengapa yang satu
lebih rebdah dari yang lain dan mengapa ibu jari lebih besar dari jari
kelingking. Yang kita sesalkan ialah bahwa ayah kita tidak dpt mengawal rasa
cintanya yang berlebih-lebihan kepada Yusuf dan Benyamin sehingga
menyebabkannya berlaku tidak adil terhadap kami semua selaku sesama anak
kandungnya. Keadaan yang pincang dalam hubungan kita dengan ayah tidak akan
hilang, jika penyebab utamanya tidak kita hilangkan. Dan sebagaimana kamu
ketahui bahwa penyebab utamanya dari keadaan yang menjengkel hati ini ialah adanya
Yusuf di tengah-tengah kita. Dia adalah penghalang bagi kita untuk dpt
menerobos ke dalam lubuk hati ayah kita dan dia merupakan dinding tebal yang
memisahkan kita dari ayah kita yang sangat kita cintai. Maka jalan satu-satunya
untuk mengakhiri kerisauan kita ini ialah dengan melenyapkannya dari
tengah-tengah kita dan melemparkannya jauh-jauh dari pergaulan ayah dan
keluarga kita. Kita harus membunuh dengan tangan kita sendiri atau
mengasingkannya di suatu tempat di mana terdpt binatang-binatang buas yang akan
melahapnya sebagai mangsa yang empuk dan lazat. Dan kita tidak perlu meragukan
lagi bahwa bila Yusuf sudah lenyap dari mata dan pergaulan ayah , ia akan
kembali menyintai dan menyayangi kita sebagai anak-anaknya yang patut mendapat
perlakuan adil dan saksama dari ayah dan suasana rumahtangga akan kembali
menjadi rukun, tenang dan damai, tiada sesuatu yang merisaukan hati dan
menyesakkan dada."
Berkata Yahudza, putera keempat dari Nabi
Ya'qub dan yang paling cekap dan bijaksana di antara sesama saudaranya:"
Kita semuanya adalah putera-putera Ya'qub pesuruh Allah dan anak dari Nabi
Ibrahim, pesuruh dan kekasih Allah. Kami semua adalah orang-orang yang beragama
dan berakal waras. Membunuh adalah sesuatu perbuatan yang dilarang oleh agama
dan tidak diterima oleh akal yang sihat, apa lagi yang kami bunuh itu atau
serahkan jiwanya kepada binatang buas itu adalah saudara kita sendiri ,
sekandung, sedarah , sedaging yang tidak berdosa dan tidak pula pernah
melakukan hal-hal yang menyakitkan hati atau menyentuh perasaan. Dan bahwa ia
lebih dicntai dan disayangi oleh ayah, itu adalah suatu yang berada di luar
kekuasaannya dan sesekali tidak dpt ditimpakan dosanya kepadanya. Maka menurut
fikiran saya kata Yahudza melanjutkan bahasnya ialah dengan jalan yang terbaik
untuk melenyapkan Yusuf ialah melemparkannya ke dalam sebuah perigi yang kering
yang terletak di sebuah persimpangan jalan tempat kafilah-kafilah dan para
musafir berhenti beristirehat memberi makan dan minum kepada binatang-binatang
kenderaannya. Dengan cara demikian terdpt kemungkinan bahwa salah seorang
daripada musafir itu menemukan Yusuf, mengangkatnya dari dalam perigi dan
membawanya jauh-jauh sebagai anak pungut atau sebagai hamba sahaya yang akan
diperjual-belikan .Dengan cara aku kemukakan ini ,kami telah dapat mencapai
tujuan kami tanpa melakukan pembunuhan dan merenggut nyawa adik kami yang tidak
berdosa."
Fikiran dan cadangan yang dikemuka oleh
Yahudza itu mendapat sambutan baik dan disetujui bulat oleh saudara-saudaranya
yang lain dan akan melaksanakannya pada waktu dan kesempatan yang tepat.
Pertemuan secara rahsia itu bersurai dengan janji dari masing-masing saudara
hadir, akan menutup mulut dan merahsiakan rancangan jahat ini seketat-ketatnya
agar tidak bocor dan tidak didengar oleh ayah mereka sebelum pelaksanaannya.
Nabi Yusuf bermimpi
Pada malam di mana para saudaranya
mengadakan pertemuan sulit yang mana untuk merancangkan muslihat dan rancangan
jahat terhadap diri adiknya yang ketika itu Nabi Yusuf sedang tidur nyenyak ,
mengawang di alam mimpi yang sedap dan mengasyikkan ,tidak mengetahui apa yang
oleh takdir di rencanakan atas dirinya dan tidak terbayang olehnya bahwa
penderitaan yang akan dialaminya adalah akibat dari perbuatan saudara-saudara
kandungnya sendiri, yang diilhamkan oleh sifat-sifat cemburu, iri hati dan
dengki.
Pd mlm yang nahas itu Nabi Yusuf melihat
dalam mimpinya seakan-akan sebelas bintang, matahari dan bulan yang berada di
langit turun dan sujud di depannya. Terburu-buru setelah bangun dari tidurnya,
ia datang menghampiri ayahnya , menceritakan kepadanya apa yang ia lihat dan
alami dalam mimpi.
Tanda gembira segera tampak pada wajah
Ya'qub yang berseri-seri ketika mendengar cerita mimpi Yusuf, puteranya. Ia
berkata kepada puteranya:" Wahai anakku! Mimpimu adalah mimpi yang berisi
dan bukan mimpi yang kosong. Mimpimu memberikan tanda yang membenarkan
firasatku pada dirimu, bahwa engkau dikurniakan oleh Allah kemuliaan ,ilmu dan
kenikmatan hidup yang mewah.Mimpimu adalah suatu berita gembira dari Allah
kepadamu bahwa hari depanmu adalah hari depan yang cerah penuh kebahagiaan,
kebesaran dan kenikmatan yang berlimpah-limpah.Akan tetapi engkau harus
berhati-hati, wahai anakku ,janganlah engkau ceritakan mimpimu itu kepada
saudaramu yang aku tahu mereka tidak menaruh cinta kasih kepadamu, bahkan
mereka mengiri kepadamu karena kedudukkan yang aku berikan kepadamu dan kepada
adikmu Benyamin. Mrk selalu berbisik-bisik jika membicarakan halmu dan selalu
menyindir-nyindir dalam percakapan mrk tentang kamu berdua. Aku khuatir, kalau
engkau ceritakan kepada mrk kisah mimpimu akan makin meluaplah rasa dengki dan
iri-hati mereka terhadapmu dan bahkan tidak mungkin bahwa mereka akan merancang
perbuatan jahat terhadapmu yang akan membinasakan engkau. Dan dalam keadaan
demikian syaitan tidak akan tinggal diam, tetapi akan makin mambakar semangat
jahat mereka dan mengorbankan rasa dengki dan iri hati yang bersemayam dalam
dada mrk. Maka berhati-hatilah, hai anakku, jangan sampai cerita mimpimu ini
bocor dan didengar oleh mereka."
Isi cerita tersebut di atas terdapat dalam
Al_Quran ,dalam surah "Yusuf" ayat 4 sehingga ayat 10 yang berbunyi
sebagai berikut:
Maksudnya:" {Ingatlah} ketika Yusuf
berkata kepada ayahnya : "Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat
sebelas buah bintang, matahari dan bulan, kulihat semuanya sujud
kepadaku". 5. Ayahnya berkata: "Hai anakku ,jgnlah kamu ceritakan
mimpimu itu kepada saudar-saudaramu, maka mrk membuat muslihat {utk
membinasakanmu} .Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi
manusia." 6. Dan demikianlah Tuhanmu memilih kamu {utk menjadi Nabi} dan
diajarkannya kepada kamu sebahagian dari takdir mimpi-mimpi dan
disempurnakannya nikmat-Nya kepadamu dan kepada keluarga Ya'qub sebagaimana Dia
telah menyempurnakan nikmatnya kepada dua orang bapamu sebelum itu, {iaitu}
Ibrahim dan Ishaq. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. 7.
Sesungguhnya ada beberapa tanda-tanda kekuasaan Allah pada {kisah} Yusuf dan
saudara-saudaranya bagi orang yang bertanya. 8. {Iaitu} ketika mereka berkata:
"Sesungguhnya Yusuf dan saudara kandungnya {Benyamin} lebih dicintai oleh
ayah kita daripada kita sendiri, padahal kita {ini} adalah satu golongan {yang
kuat} .Sesungguhnya ayah kita adalah dalam kekeliruan yang nyata." 9.
Bunuhlah Yusuf atau buanglah dia ke suatu daerah {yang tidak dikenal} supaya
perhatian ayahmu tertumpah kepadamu saja dan sesudah itu hendaklah kamu menjadi
orang-orang yang baik." 10. Seorang daripada mrk berkata: "Janganlah
kamu bunuh Yusuf, tetapi masukkanlah ia ke dalam perigi, supaya dia dipungut
oleh beberapa orang musafir jika kamu hendak berbuat." { Yusuf :4 ~ 10 }
Yusuf dimasukan kedalam perigi
Pada esok harinya setelah semalam suntuk
saudara kandung Yusuf bertemu berundingkan siasat dan merancangkan penyingkiran
adiknya yang merupakan saingan yang berat dalam merebut hati si ayah, datanglah
mereka menghadapi Nabi Ya'qub ayahnya meminta izin membawa Yusuf berekreasi
bersama mereka di luar kota. Berkata juru cakap mrk kepada si ayah: "
Wahai ayah yang kami cintai! Kami berhajat berekreasi dan berkelah di luar kota
beramai-ramai dan ingin sekali bahawa adik kami Yusuf turut serta dan tidak
ketinggalan , menikmati udara yang cerah di bawah langit biru yang bersih. Kami
akan bawa bekal makanan dan minuman yang cukup untuk santapan kami selama
sehari berada di luar kota untuk bersuka ria dan bersenang-senang ,menghibur
hati yang lara dan melapangkan dada yang sesak, seraya mempertebal rasa
persaudaraan dan semangat kerukunan di antara sesama saudara."
Berkata Ya'qub kepada putera-puteranya:
" Sesungguhnya akan sangat merungsingkan fikiranku bila Yusuf berada jauh
dari jangkauan mataku ,apalagi akan turut serta bersamamu keluar kota ,di
lapangan terbuka, yang menurut pendengaranku banyak binatang buas seperti
serigala yang banyak berkeliaran di sana .Aku khuatir bahwa kamu akan lengah
menjaganya ,karena kesibukan kamu bermain-main sendiri sehinggakan
menjadikannya mangsa bagi binatang-binatang buas itu. Alangkah sedihnya aku
bila hal itu terjadi. Kamu mengetahui betapa sayangnya aku kepada Yusuf yang
telah ditingglkan oleh ibunya."
Putera-puteranya menjawab:" Wahai
ayah kami! Maskan masuk di akal, bahwa Yusuf akan diterkam oleh serigala atau
lain binatang buas di depan mata kami sekumpulan ini? Padahal tidak ada di
antara kami yang bertubuh lemah atau berhati penakut. Kami sanggup menolak
segala gangguan atau serangan dari mana pun datangnya, apakah itu binatang buas
atau makhluk lain. Kami cukup kuat serta berani dan kami menjaga Yusuf
sebaik-baiknya, tidak akan melepaskannya dari pandangan kami walau sekejap pun.
Kami akan mempertaruhkan jiwa raga kami semua untuk keselamatannya dan di
manakah kami akan menaruh wajah kami bila hal-hal yang mengecewakan ayah
mengenai diri Yusuf."
Akhirnya Nabi yusuf tidak ada alasan untuk
menolak permintaan anak-anaknya membawa Yusuf berekreasi melepaskan Yusuf di
tangan saudara-saudaranya yang diketahui mrk tidak menyukainya dan tidak
menaruh kasih sayang kepadanya. Ia berkat kepada anak anaknya:" Baiklah
jika kamu memang sanggup bertanggungjawab atas keamanan dan keselamtannya
sesuai dengan kata-kata kamu ucapkan itu, maka aku izinkan Yusuf menyertaimu,
semoga Allah melindunginya bersama kamu sekalian."
Pada esok harinya berangkatlah rombongan
putera-putera Ya'qub kecuali Benyamin, menuju ke tempat rekreasi atau yang
sebenarnya menuju tempat di mana menurut rancangan, Yusuf akan ditinggalkan.
Setiba mrk disekitar telaga yang menjadi tujuan , Yusuf segera ditanggalkan
pakaiannya dan dicampakkannya di dalam telaga itu tanpa menghiraukan jeritan
tangisnya yang sedikit pun tidak mengubah hati abang-abangnya yang sudah
kehilangan rasa cinta kepada adik yang tidak berdosa itu. Hati mereka menjadi
lega dan dada mrk menjadi lapang karena rancangan busuknya telah berhasil
dilaksanakan dan dengan demikian akan terbukalah Hati Ya'qub seluas-luasnya
bagi mrk, dan kalaupun tindakan mrk itu akan menyedihkan ayahnya ,maka
lama-kelamaan akan hilanglah kesedihan itu bila mrk pandai menghiburnya untuk
melupakan dan melenyapkan bayangan Ysuf dari ingatan ayahnya.
Pada petang hari pulanglah mrk kembali ke
rumah tanpa Yusuf yang di tinggalkan seorang diri di dasar tegala yang gelap
itu, dengan membawa serta pakaiannya setelah disirami darah seorang kelinci
yang sengaja dipotong untuk keperluan itu , mrk mengadap Nabi Ya'qub seraya
menangis mencucurkan airmata dan bersandiwara seakan-akan dan susah hati
berkatalah mrk kepada ayahnya:" Wahai ayah! Alangkah sial dan nahasnya
hari ini bagi kami ,bahwa kekhuatiran yang ayah kemukakan kepada kami tentang
Yusuf kepada kami telah pun terjadi dan menjadi kenyataan bahwa firasat ayah
yang tajam itu tidak meleset. Yusuf telah diterkam oleh seekor serigala dikala
kami bermain lumba lari dan meninggalkan Yusuf seorang diri menjaga pakaian.
Kami cukup hati-hati menjaga adik kami sesuai dengan pesanan ayah, namun karena
menurut pengamatan kami pada saat itu, tidak ada tanda-tanda atau jejak
binatang-binatang buas disekitar tempat kami bermain, kami sesekali tidak
melihat adanya bahaya dengan meninggalkan Yusuf sendirian menjaga pakaian kami
yang tidak dari tempat kami bermain bahkan masih terjangkau oleh pandangan mata
kami. Akan tetapi serigala yang rupanya sudah mengintai adik kami Yusuf itu,
bertindak begitu cepat menggunakan kesempatan lengahnya kami, waktu bermain
sehingga tidak keburu kami menolong menyelamatkan jiwa adik kami yang sangat
kami sayangi dan cintai itu. Oh ayah! Kami sangat sesalkan diri kami yang telah
gagal menempati janji dan kesanggupan kami kepada ayah ketika kami minta izin
mambawa Yusuf, namun apa yang hendak dikatakan bila takdir memang menghendaki
yang demikian. Inilah pakaian Yusuf yang berlumuran dengan darah sebagai bukti
kebenaran kami ini, walau pun kami merasakan bahawa ayah tidak akan mempercayai
kami sekalipun kami berkata yang benar."
Nabi Ya'qub yang sudah memperolehi firasat
tentang apa yang akan terjadi keatas diri Yusuf putera kesayangannya dan
mengetahui bagaimana sikap abang-abangnya terhadap Yusuf adiknya, tidak dapat
berbuat apa-apa selain berpasrah kepada takdir Illahi dan seraya menekan rasa sedih,
cemas dan marah yang sedang bergelora di dalam dadanya, berkatalah beliau
kepada putera-puteranya:" Kamu telah memperturutkan hawa nafsumu dan
mengikut apa yang dirancangkan oleh syaitan kepadamu. Kamu telah melakukan
suatu perbuatan yang akan kamu akan rasa sendiri akibatnya kelak jika sudah
terbuka tabir asapnya yang patut dimintai pertolong-Nya dalam segala hal dan
peristiwa.
Isi cerita ini telah dapat dibacakan
didalam Al-Quran pada surah "Yusuf" ayat 11 sehingga 18 sebagai
berikut:
" 11. Mereka berkata : "Wahai
ayah kami! apa sebabnya kamu tidak mempercayai kami terhadap Yusuf ,padahal
sesungguhnya kami adalah orang-orang yang mengingini kebaikan baginya."
12. Biarkan lah ia pergi bersama kami besok, agak dia {dapat} bersenang-senang dan
{dapat} bermain-main dan sesungguhnya kami pasti menjaganya." 13. Berkata
Ya'qub:" Sesungguhnya kepergian kamu bersama Yusuf amat menyedihkan dan
aku khuatir kalau-kalau dia dimakan serigala sedang kamu lengah
daripadanya." 14. Mereka berkata: " Jika ia benar-benar dimakan
serigala, sedang kami adalah golongan {yang kuat} ,sesungguhnya kami kalau
demikian adalah orang-orang yang rugi." 15. Maka tatkala mereka membawanya
dan sepakat memasukkannya ke dalam telaga {lalu mereka masukkan dia} dan {di
waktu dia sudah dalam telaga }Kami wahyukan kepada {Yusuf}:" Sesungguhnya
kamu akan menceritakan kepada mereka perbuatan mereka ini, sedang mereka tidak
ingat lagi. 16. Kemudian mereka datang kepada ayah mereka di petang hari sambil
menangis. 17. Mereka berkata: "Wahai ayah kami! Sesungguhnya kami pergi
berlumba-lumba dan kami tinggalkan Yusuf dekat barang-barang kami, lalu dia
dimakan serigala dan kamu sesekali tidak akan percaya kepada kami, sekalipun
kami adalah orang-orang yang benar." 18. Mereka datang membawa baju kemejanya
{yang berlumuran} dengan darah palsu. Ya'qub berkata:" Sebenarnya diri
kamu sendirilah yang memandang baik perbuatan {yang buruk} itu maka kesabaran
yang baik itulah {kesabaran}. Dan Allah sajalah yang dimohon perlindungannya
terhadap apa yang kamu ceritakan."
Yusuf dijual sebagai budak
Yusuf sedang berada di dalam sumur itu
seorang diri, diliputi oleh kegelapan dan kesunyian yang mencekam. Ia melihat
ke atas dan ke bawah ke kanan dan ke kiri memikirkan bagaimana ia dapat
mengangkatkan dirinya dari perigi itu , namun ia tidap melihat sesuatu yang dpt
menolongnya. IA hanya dapat melihat bayangan tubuhnya dalam air yang cetek di
bawah kakinya. Sungguh suatu ujian yang amat berat bagi seorang semuda Yusuf
yang masih belum banyak pengalaman nya dalam penghidupan, bah baru pertama kali
ia berpisah dari ayahnya yang sangat menyayangi dan memanjakannya. Lebih-lebih
terasa beratnya uijian itu ialah karena yang melemparkannya ke dasar telaga itu
adalah abang-abangnya sendiri, putera-putera ayahnya.
Yusuf di samping memikirkan nasibnya yang
sedang dialami, serta bagaimana ia menyelamatkan dirinya dari bahaya kelaparan
sekiranya ia lama tidak tertolong, ia selalu mengenangkan ayahnya ketika
melihat abang-abangnya kembali pulang ke rumah tanpa dirinya bersama mrk.
Tiga hari berselang, sejak Yusuf
dilemparkan ke dalam perigi, dan belum nampak tanda-tanda yang memberi harapan
baginya dapat keluar dari kurungannya, sedangkan bahaya kelaparan sudah mulai
membayangi dan sudah nyaris berputus asa ketika sekonyong-konyong terdengar
olehnya suara sayup-sayup, suara aneh yang belum pernah didengarnya sejak ia
dilemparkan ke dalam telaga itu. Makin lama makin jelaslah suara-suara itu yang
akhirnya terdengar seakan anjing menggonggong suara orang-orang bercakap dan
tertawa terbahak-bahak dan suara jejak kaki manusia dan binatang sekitar telaga
itu.
Ternyata apa yang terdengar oleh Yusuf,
ialah suara-suara yang timbul oleh sebuah kafilah yang sedang berhenti di
sekitar perigi, di mana ia terkurung untuk beristirehat sambil mencari air
untuk diminum bagi mrk dan binatang-binatang mrk. alangkah genbiranya Yusuf
ketika keetika ia sedang memasang telinganya dan menengar suara ketua kafilah
memerintahkan orangnya melepaskan gayung mengambil air dari telaga itu. Sejurus
kemudian dilihat oleh Yusuf Sebuah gayung turun ke bawah dan begitu terjangkau
oleh tangannya dipeganglah kuat-kuat gayung itu yang kemudian ditarik ke atas
oleh sang musafir seraya berteriak mengeluh karena beratnya gayung yang ditarik
itu.
Para musafir yang berada di kafilah itu
terperanjat dan takjub ketika melihat bahawa yang memberatkan gayung itu
bukannya air, tetapi manusia hidup berparas tampan, bertubuh tegak dan berkulit
putih bersih. Mereka berunding apa yang akan diperbuat dengan hamba Allah yang
telah diketemukan di dalam dasar perigi itu, dilepaskannya di tempat yang sunyi
itu atau dikembalikan kepada keluarganya. Akhirnya bersepakatlah mrk untuk
dibawa ke Mesir dan dijual di sana sebagai hamba sahaya dengan harga, yang
menurut tafsiran mrk akan mencapai harga yang tinggi, karena tubuhnya yang baik
dan parasnya yang tampan.
Setibanya kafilah itu di Mesir, dibawalah
Yusuf di sebuah pasar khusus , di mana manusia diperdagangkan dan
diperjual-belikan sebagai barang dagangan atau sebagai binatang-binatang ternakan.
Yusuf lalu ditawarkan di depan umum dilelongkan. Dan karena para musafir yang
membawanya itu khuatir akan terbuka pertemuan Yusuf maka mereka enggan
memepertahankan sampai mencapai harga yang tinggi, tetapi melepaskannya pada
tawaran pertama dengan harga yang rendah dan tidak memadai. Padahal seorang
seperti nabi Yusuf tidak dapat dinilai dengan wang bahkan dengan emas seisi
bumi pun tidak seimbang sebagai manusia yang besar dan makhluk Allah yang agung
seperti Nabi Yusuf yang oleh Allah telah digariskan dalam takdirnya bahawa ia
akan melaksanakan missi yang suci dan menjalankan peranan yang menentukan dalam
pengaulan hidup umat manusia.
Nabi Yusuf dalam pelelongan itu dibeli
oleh keeetua polis Mesir bernama Fathifar sebagai penawar pertama , yang merasa
berbahagia memperoleh sorang hamba yang berparas bagus, bertubuh kuat dan air
muka yang memberi kesan bahawa dalam manusia yang dibelikan itu terkandung jiwa
yang besar, hati suci bersih dan bahawa ia bukanlah dari kualiti manusia yang
harus diperjual-belikan.
Kata Fathifar kepada isterinya ketika
mengenalkan Yusuf kepadanya:" Inilah hamba yang aku baru beli dari
pelelongan. Berilah ia perlakuan dan layanan yang baik kalau-kalau kelak kami
akan memperolehi manfaat drpnya dan memungutnya sebagai anak kandung kita. Aku
dapat firasat dari paras mukanya dan gerak-gerinya bahawa ia bukanlah dari
golongan yang harus diperjual-belikan, bahkan mungkin sekali bahawa ia adalah
dari keturunan keluarga yang berkedudukan tinggi dan orang-orang yang beradab.
Nyonya Fathifar, isteri Ketua Polis Mesir
menerima Yusuf di rumahnya, sesuai dengan pesanan suaminya. dilayan sebagai
salah seorang daripada anggota keluarganya dan sesekali tidak diperlakukannya
sebagai hamba belian. Yusuf pun dapat menyesuaikan diri dengan keadaan
rumahtangga Futhifar. Ia melakukan tugas sehari-harinya di rumah dengan penuh
semangat dan dengan kejujuran serta disiplin yang tinggi. Segala kewajiban dan
tugas yang diperintahkan kepadanya, diurus dengan senang hati seolah-olah dari
perintah oleh orang tuanya sendiri. Demikianlah, maka makin lama makin
disayanglah akan Yusuf di rumah Ketua Polis Mesir itu sehingga merasa
seakan-akan berada di rumah keluarga dan orang tuanya sendiri.
Tentang isi cerita di atas, dapat dibaca
dalam surah "Yusuf" ayat 19 sehingga ayat 21 sebagai berikut: ~
"19. Kemudian datanglah kelompok
orang-orang musafir, lalu mrk menyuruh seorang mengambil air mereka, maka dia
menurunkan timbanya, dia berkata: " Oh! Khabar gembira, ini seorang anak
muda!" Kemudian mrk menyembunyikan dia sebagai barang dagangan. Dan Allah
Maha Mengetahui apa yang mrk kerjakan. 20. Dan mrk menjual Yusuf dengan harga
yang murah, iaitu beberapa dirham shj, dan mrk merasa tidak tertarik hatinya
kepada Yusuf 21. Dan orang Mesir yang membelinya berkata kepada isterinya:
" Berikanlah kepadanya tempat {dan layanan} yang baik, boleh jadi dia
bermanfaat kepada kita atau kita pungut dia sebagai anak." Dan demekian
pulalah Kami memberikan kedudukan yang baik kepada Yusuf di muka bumi {Mesir}
dan agar kami ajarkan kepadanya takdir mimpi. Dan Allah berkuasa terhadap
urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya." {Surah Yusuf :
19 ~ 21}
Yusuf dalam godaan nyonya Futhifar
Ketenangan hidup dan kepuasan hati yang
didapat oleh Yusuf selama ia tinggal di rumah Futhifar, telah mempengaruhi
kesihatan dan pertumbuhan tubuhnya. Ia yang telah dikurnai oleh Tuhan
kesempurnaan jasmani dengan kehidupan yang senang dan empuk di rumah Futhifar,
makin terlihat tambah segar wajahnya, tambah elok parasnya dan tambah tegak
tubuhnya, sehingga ia merupakan seorang pemuda remaja yang gagah perkasa yang
menggiurkan hati setiap wanita yang melihatnya, tidak terkecuali isteri Futhifar,
majikannya sendiri, bahkan bukan tidak mungkin bahwa ia akan menjadi rebutan
lelaki, andai kata ia hidup di kota Sadum di tengah-tangah kaum Nabi Luth ketika itu.
Pengaulan hari-hari di bawah satu atap
rumah antara Yusuf pemuda remaja yang gagah perkasa dan Nyonya Futhifar,
seorang wanita muda cantik dan ayu, tidak akan terhindar dari risiko terjadinya
perbuatan maksiat, bila tidak ada kekuatan iman dan takwa yang menyekat hawa
nafsu yang ammarah bissu. Demikian lah akan apa yang terjadi terhadap Yusuf dan
isteri Ketua Polis Mesir.
Pada hari-hari pertama Yusuf berada di
tengah-tengah keluarga , Nyonya Futhifar tidak menganggapnya dan memperlakukannya
lebih dari sebagai pembantu rumah yang cekap, tangkas, giat dan jujur,
berakhlak dan berbudi pekerti yang baik. Ia hanya mengagumi sifat-sifat
luhurnya itu serta kecekapan dan ketangkasan kerjanya dalam menyelesaikan
urusan dan tugas yang pasrahkan kepadanya. Akan tetapi memang rasa cinta itu
selalu didahului oleh rasa simpati.
Simpati dan kekaguman Nyonya Futhifar
terhadap cara kerja Yusuf, lama-kelamaan berubah menjadi simpati dan kekaguman
terhadap bentuk banda dan paras mukanya. Gerak-geri dan tingkah laku Yusuf
diperhatika dari jauh dan diliriknya dengan penuh hati-hati. Bunga api cinta
yang masih kecil di dalam hati Nyonya Futhifar terhadap Yusuf makin hari makin
membesar dan membara tiap kali ia melihat Yusuf berada dekatnya atau mendengar
suaranya dan suara langkah kakinya. Walaupun ia berusaha memandamkan api yang
membara di dadanya itu dan hedak menyekat nafsu berahi yang sedang bergelora
dalam hatinya, untuk menjaga maruahnya sebagai majikan dan mepertahankan
sebagai isteri Ketua Polis, namun ia tidak berupaya menguasai perasaan hati dan
hawa nasfunya dengan kekuatan akalnya. Bila ia duduk seorang diri, maka
terbayanglah di depan matanya akan paras Yusuf yang elok dan tubuhnya yang
bagus dan tetaplah melekat bayangan itu di depan mata dan hatinya, sekalipun ia
berusaha untuk menghilangkannya dengan mengalihkan perhatiannya kepada urusan
dan kesibukan rumahtangga. Dan akhirnya menyerahlah Nyonya Futhifar kepada
kehendak dan panggilan hati dan nafsunya yang mnedpt dukungan syaitan dan iblis
dan diketepikanlahnya semua pertimbangan maruah, kedudukan dan martabat serta
kehormatan diri sesuai dengan tuntutan dengan akal yang sihat.
Nyonya Futhifar menggunakan taktik,
mamancing-mancing Yusuf agar ia lebih dahulu mendekatinya dan bukannya dia dulu
yang mendekati Yusuf demi menjaga kehormatan dirinya sebagai isteri Ketua
Polis. Ia selalu berdandan dan berhias rapi, bila Yusuf berada di rumah,
merangsangnya dengan wangi-wangian dan dengan memperagakan gerak-gerik dan
tingkah laku sambil menampakkan, seakan-akan dengan tidak sengaja bahagian
tubuhnya yang biasanya menggiurkan hati orang lelaki.
Yusuf yang tidak sedar bahwa Zulaikha,
isteri Futhifar, mencintai dan mengandungi nafsu syahwat kepadanya, menganggap
perlakuan manis dan pendekatan Zulaikha kepadanya adalah hal biasa sesuai
dengan pesanan Futhifar kepada isterinya ketika dibawa pulang dari tempat
perlelongan. Ia berlaku biasa sopan santun dan bersikap hormat dan tidak
sedikit pun terlihat dari haknya sesuatu gerak atau tindakan yang menandakan
bahwa ia terpikat oleh gaya dan aksi Zulaikha yang ingin menarik perhatiannya
dan mengiurkan hatinya. Yusuf sebagai calon Nabi telah dibekali oleh Allah
dengan iman yang mantap, akhlak yang luhur dan budi pekerti yang tinggi. Ia
tidak akan terjerumus melakukan sesuatu maksiat yang sekaligus merupakan
perbuatan atau suatu tindakan khianat terhadap orang yang telah mempercayainya
memperlakukannya sebagai anak dan memberinya tempat di tengah-tengah
keluarganya.
Sikap dingin dan acuh tak acuh dari Yusuf
terhadap rayuan dan tingkah laku Zulaikha yang bertujuan membangkitkan nafsu
syahwatnya menjadikan Zulaikha bahkan tambah panas hati dan bertekad akan
berusaha terus sampai maksudnya tercapai. Jika aksi samar-samar yang ia lakukan
tetap tidak dimengertikan oleh Yusuf Yang dianggapkannya yang berdarah dingin
itu, maka akan dilakukannya secara berterus terang dan kalau perlu dengan cara
paksaan sekalipun.
Zulaikha , tidak tahan lebih lama menunggu
reaksi dari Yusuf yang tetap bersikap dingin , acuh tak acuh terhadap rayuan
dan ajakan yang samar-samar daripadanya. Maka kesempatan ketika si suami tidak
ada di rumah, masuklah Zulaikha ke bilik tidurnya seraya berseru kepada Yusuf
agar mengikutinya. Yusuf segera mengikutinya dan masuk ke bilik di belakang
Zulaikha, sebagaimana ia sering melakukannya bila di mintai pertolongannya
melakukan sesuatu di dalam bilik. Sekali-kali tidak terlintas dalm fikirannya
bahwa perintah Zulaikha kali itu kepadanya untuk masuk ke biliknya bukanlah
perintah biasa untuk melekukan sesuatu yang biasa diperintahkan kepadanya. Ia
baru sedar ketika ia berad di dalam bilik, pintu dikunci oleh Zulaikha, tabir
disisihkan seraya berbaring berkatalah ia kepada Yusuf: " Ayuh, hai Yusuf!
Inilah aku sudah siap bagimu, aku tidak tahan menyimpan lebih lama lagi rasa
rinduku kepada sentuhan tubuhmu. Inilah tubuhku kuserahkan kepadamu, berbuatlah
sekehendak hatimu dan sepuas nafsumu."
Seraya memalingkan wajahnya ke arah lain,
berkatalah Yusuf:" Semoga Allah melindungiku dari godaan syaitan. Tidak
mungkin wahai tuan puteriku aku akan melakukan maksiat dan memenuhi kehendakmu.
Jika aku melakukan apa yang tuan puteri kehendaki, maka aku telah mengkhianati
tuanku, suami tuan puteri, yang telah melimpahkan kebaikannya dan kasih
sayangnya kepadaku. Kepercayaan yang telah dilimpahkannya kepadaku, adalah
suatu amanat yang tidak patut aku cederai. Sesekali tidak akanku balas budi
baik tuanku dengan perkhianatan dan penodaan nama baiknya. Selain itu Allah pun
akan murka kepadaku dan akan mengutukku bila bila aku lakukan apa yang tuan
puteri mintakan daripadaku. Allah Maha Mengetahui segala apa yang diperbuat
oleh hambanya.
Segera mata Zulaikha melotot dan wajahnya
menjadi merah, tanda marah yang meluap-luap, akibat penolakan Yusuf tehadap
ajaknya. Ia merasakan dirinya dihina dan diremehkan oleh Yusuf dengan
penolakannya, yang dianggapnya suatu perbuatan kurang ajar dari seorang pelayan
terhadap majikannya yang sudah merendahkan diri, mengajaknya tidur bersama,
tetapi ditolak mentah-mentah. Padhal tidak sedikit pembesar pemerintah dan
orang-orang berkedudukan telah lama merayunya dan ingin sekali menyentuh
tubuhnya yang elok itu, tetapi tidak dihiraukan oleh Zulaikha.
Yusuf melihat mata Zulaikha yang melotot
dan wajahnya yang menjadi merah, menjadi takut akan terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan, dan segera lari menuju pintu yang tertutup, namun Zulaikha
cepat-cepat bangun dari ranjangnya mengejar Yusuf yang sedang berusaha membuka
pintu, ditariknyalah kuat-kuat oleh Zulaikha bahagian belakang kemejanya
sehingga terkoyak. Tepat pada masa mereka berada di belakang pintu sambil tarik
menarik, datanglah Futhifar mendapati mrk dalam keadaan yang mencurigakan itu.
Dengan tiada memberi kesempatan Yusuf
membuka mulut, berkatalah Zulaikha cepat-cepat kepada suaminya yang masih
berdiri tercengang memandang kepada kedua orang kepercayaan itu:" Inilah
dia Yusuf , hamba yang engkau puja dan puji itu telah berani secara kurang ajar
masuk ke bilikku dan memaksaku memenuhi nafsu syahwatnya. Berilah ia ganjaran
yang setimpal dengan perbuatan biadabnya. Orang yang tidak mengenal budi baik
kami ini harus dipenjarakan dan diberika seksaan yang pedih."
Yusuf mendengar laporan dan tuduhan palsu
Zulaikha kepada suaminya, tidak dpt berbuat apa-apa selain memberi keterangan
apa yang terjadi sebenarnya. Berkatalah ia kepada majikannya, Futhifar:"
Sesungguhnya dialah yang menggodaku, memanggilkan aku ke biliknya, lalu
memaksaku memenuhi nafsu syahwatnya. Aku menolak tawarannya itu dan lari
menyingkirinya, namun ia mengejarku dan menarik kemejaku dari belakang sehingga
terkoyak."
Futhifar dalam keadaan bingung. Sipakah
diantara kedua orang yang benar? Yusufkah yang memang selama hidup bersama
dirumahnya belum pernah berkata dusta, atau Zulaikhakah yang dalam fikirannya
tidak mungkin akan mengkhianatinya? Dalam keadaan demikian itu tibalah
sekonyong-konyong seorang dari keluarga Zulaikha, iaitu saudaranya sendiri yang
dikenal bijaksana, pandai dan selalu memberi pertimbangan yang tepat bila
dimintai fikiran dan nasihatnya. Atas permintaan Futhifar untuk memberinya
pertimbangan dalam masalah yang membingungkan itu, berkatalah saudaranya:"
Lihatlah, bila kemeja Yusuf terkoyak bahgian belakangnya, maka ialah yang benar
dan isterimu yang dusta. Sebaliknya bila koyak kemejanya di bahagian hadapan
maka dialah yang berdusta dan isterimu yang berkata benar."
Berkatalah Futhifar kepada isterinya
setelah persoalannya menjadi jelas dan tabir rahsianya terungkap:"
Beristighfarlah engkau hai Zulaikha dan mohonlah ampun atas dosamu. Engkau
telah berbuat salah dan dusta pula untuk menutupi kesalahanmu. Memang yang
demikian itu adalah sifat-sifat dan tipu daya kaum wanita yang sudah kami
kenal." Kemudian berpalinglah dia mengadap Yusuf dan berkata
kepadanya:" Tutuplah rapat-rapat mulutmu wahai Yusuf, dan ikatlah lidahmu,
agar masalah ini akan tetap menjadi rahsia yang tersimpan sekeliling dinding
rumah ini dan jangan sesekali sampai keluar dan menjadi rahsia umum dan buah
mulut masyarakat. Anggap saja persoalan ini sudah selesai sampai disini."
Ada sebuah peribahasa yang berbunyi:"
Tiap rahsia yang diketahui oleh dua orang pasti tersiar dan diketahui oleh
orang ramai." Demikianlah juga peristiwa Zulaikha dengan Yusuf yang dengan
ketat ingin ditutupi oleh keluarga Futhifar tidak perlu menunggu lama untuk
menjadi rahsia umum. pada mulanya orang berbisik-bisik dari mulut ke mulut,
menceritakan kejadian itu, tetapi makin hari makin meluas dan makin menyebar ke
tiap-tiap pertemuan dan menjadi bahan pembicaraan di kalangan wanita-wanita
dari golongan atas dan menengah. Kecaman-kecaman yang bersifat sindiran mahupun
yang terang-terangan mulai dilontarkan orang terhadap Zulaikha, isteri Ketua
Polis Negara, yang telah dikatakan bercumbu-cumbuan dengan pelayannya sendiri,
seorang hamba belian dan yang sangat memalukan kata mrk bahwa pelayan bahkan
menolak ajakan majikannya dan tatkala melarikan diri drpnya dikejarkannya
sampai bahagian belakang kemejanya terkoyak.
Kecaman-kecaman sindiran-sindiran dan
ejekan-ejekan orang terhadap dirinya akhirnya sampailah di telinga Zulaikha. Ia
menjadi masyangul dan sedih hati bahwa peristiwanya dengan Yusuf sudah menjadi
buah mulut orang yang dengan sendirinya membawa nama baik keluarga dan nama
baik suaminya sebagai Ketua Polis Negara yang sgt disegani dan dihormati.
Zulaikha yang sangat marah dan jengkel terhadap wanita-wanita sekelasnya,
isteri-isteri pembesar yang tidak henti-hentinya dalam pertemuan mrk
menyinggung namanya dengan ejekan dan kecaman sehubungan dengan peristiwanya
dengan Yusuf.
Utk mengakhiri desas-desus dan kasak-kusuk
kaum wanita para isteri pembesar itu, Zulaikha mengundang mrk ke suatu jamuan
makan di rumahnya, dengan maksud membuat kejutan memperlihatkan kepada mrk
Yusuf yang telah menawankan hatinya sehingga menjadikan lupa akan maruah dan
kedudukan sebagai isteri Ketua Polis Negara.
Dalam pesta itu para undangan diberikan
tempat duduk yang empuk dan masing-masing diberikan sebilah pisau yang tajam
untuk memotong daging dan buah-buahan yang tersedia dan sudah dihidangkan.
Setelah masing-masing tamu menduduki
tempatnya dan disilakannya menikmati hidangan yang sudah tersedia di depannya,
maka tepat pada masa mrk sibuk mengupas buah yang ada ditangan masing-masing,
dikeluarkannyalah Yusuf oleh Zulaikha berjalan sebagai peragawan di hadapan
wanita-wanita yang sedang sibuk memotong buah-buahan itu. Tanpa disadari para
tamu wanita yang sedang memegang pisau dan buah-buahan di tangannya seraya
ternganga mengagumi keindahan wajah dan tubuh Yusuf mrk melukai jari-jari
tangannya sendir dan sambil menggeleng-geleng kepala kehairanan, maka
berkatalah mrk:" Maha Sempurnalah Allah. Ini bukanlah manusia. Ini adalah
seorang malaikat yang mulia."
Zulaikha bertepuk tangan tanda genbira
melihat usah kejutannya brhasil dan sambil menujuk ke jari-jari wanita yang
terhiris dan mencucurkan darah itu berkatalah ia:" Inilah dia Yusuf, yang
menyebabkan aku menjadi bual-bualan ejekanmu dan sasaran kecaman-kecaman orang
Tidakkah kami setelah melihat Yusuf dengan mata kepala memberi uzur kepadaku,
bila ia menawan hatiku dan membangkitkan hawa nafsu syahwatku sebagai seorang
wanita muda yang tidak pernah melihat orang yang setampan parasnya, seindah
tubuhnya dan seluhur akhlak Yusuf? Salahkah aku jika aku tergila-gila olehnya,
sampai lupa akan kedududkanku dan kedudukan suamiku? Kamu yang hanya melihat
Yusuf sepintas lalu sudah kehilangan kesedaran sehingga bukan buah-buahan yang
kamu kupas tetapi jari-jari tanganmu yang terhiris. Maka hairankah kalau aku
yang berkumpul dengan Yusuf di bawah satu bumbung, melihat wajah dan tubuhnya
serta mendengar suaranyapada setiap saat dan setiap detik sampai kehilangan
akal sehingga tidak dapat mengawal nafsu syahwatku menghadapinya? Aku harus
mengaku didepan kamu bahawa memang akulah yang menggodanya dan merayunya dan
dengan segala daya upaya ingin memikat hatinya dan mengundangnya untuk
menyambut cintaku dan melayani nafsu syahwatku. Akan tetapi dia bertahan diri,
tidak menghiraukan ajakanku dan bersikap dingin terhadap rayuan dan godaanku.
Ia makin menjauhkan diri, bila aku mencuba mendekatinya dan memalingkan pandangan
matanya dari pandanganku bila mataku menentang matanya. Aku telah merendahkan
diriku sebagai isteri Ketua Polis Negara kepada Yusuf yang hanya seorang hamba
sahaya dan pembantu rumah, namaku sudah terlanjur ternoda dan menjadi ejekan
orang karenanya, maka bila tetap membangkang dan tidak mahu memperturutkan
kehendakku, aku tidak akan ragu-ragu akan memasukkannya ke dalam penjara
sepanjang waktu sebagai pengajaran baginya dan imbalan bagi kecemaran namaku
karenanya."
Mendengar kata-kata ancaman Zulaikha
terhadap diri Yusuf menggugah hati para wanita yang menaruh simpati dan rasa
kasihan kepada diri Yusuf. Mrk menyayangkan bahwa tubuh yang indah dan wajah
yang tampan serta manusia yang berbudi pekerti dan berakhlak luhur itu tidak
patut dipenjarakan dan dimasukkan ke tempat orang-orang yang melakukan jenayah
dan penjahat.
Berkata salah seorang yang
menghampirinya:" Wahai Yusuf! Mengapa engkau berkeras kepala menghadapi
Zulaikha yang menyayangimu dan mencintaimu? Mengapa engkau menolak ajakan dan
seruannya terhadapmu? Suatu keuntungan besar bagimu, bahwa seorang wanita
cantik seperti Zulaikha yang bersuamikan seorang pembesar negara tertarik
kepadamu dan menginginkan pendekatanmu. Ataukah mungkin engkau adalah seorang
lelaki yang lemah syahwat dan karena itu tidak tertarik oleh kecantikan serta
keelokan seorang wanita muda seperti Zulaikha."
Berkata seorang tamu wanita lain:"
Jika sekiranya kamu tidak tertarik kepada Zulaikha karena kecantikannya, maka
berbuatlah untuk kekayaannya dan kedudukan suaminya. sebab jika engkau dapat
menyesuaikan dirimu kepada kehendak Zulaikha dan mengikuti segala perintahnya
nescay engkau akan dianugerahi harta yang banyak dan mungkin pangkatmu pun akan
dinaikkan."
Berucap seorang tamu lain memberi
nasihat:" Wahai Yusuf! fikirkanlah baik-baik dan camkanlah nasihatku ini:
Zulaikha sudah berketetapan hati harus mencapai tujuannya dan memperoleh akan
apa yang dikehendakinya drpmu. Ia sudah terlanjur diejek dan dikecam orang dan
sudah terlanjur namanya menjadi bualan di dalam masyarakat karena engkau maka
dia mengancam bila engkau tetap berkeras kepala dan tidak melunakkan sikapmu
terhadap tuntutannya, pasti ia akan memasukkan engkau ke dalam penjara sebagai
penjahat dan penjenayah. Engkau mengetahui bahawa suami Zulaikha adlah Ketua
Polis Negara yang berkuasa memenjarakan seseorang ke dalam tahanan dan engkau
mengetahui pula bahwa Zulaikha sgt berpengaruh kepada suaminya. Sayangilah
wahai Yusuf dirimu yang masih muda remaja dan tampan ini dan ikutilah perintah
Zulaikha agar engkau selamat dan terhindar dari akibat yang kami tidak
menginginkan ke atas dirimu."
Kata-kata nasihat dan bujukan para wanita
,Tamu Zulaikha itu didengar oleh Yusuf dengan telinga kanan dan keluar ke
telinga kirinya. Tidak suatu pun daripadanya yang dapat turun ke lubuk hatinya
atau menjadi bahan penimbangannya. Akan tetapi walaupun ia percaya kepada
dirinya, tidak akan terpengaruh oleh bujukan dan nasihat-nasihat itu, ia merasa
khuatir, bahwa jika masih tinggal lama di tengah-tengah pergaulan itu akhirnya mungkin
ia akan terjebak dan masuk ke dalam perangkap tipu daya dan tipu muslihat
Zulaikha dan kawan-kawan wanitanya.
Berdoalah Nabi Yusuf memohon kepada Allah
agar memberi ketetapan iman dan keteguhan tekad kepadanya spy tidak tersesat
oleh godaan syaitan dan tipu muslihat kaum wanita yang akan menjerumuskannya ke
dalam lembah kemaksiatan dan perbuatan mungkar. Berucaplah ia di dalam
doanya:" Ya Tuhanku! sesungguhnya aku lebih suka dipenjarakan berbanding
aku berada di luar tetapi harus memperturutkan hawa nafsu para wanita itu.
Lindungilah aku wahai Tuhanku dari pergaulan orang-orang yang hendak membawaku
ke jalan yang sesat dan memaksaku melakukan perbuatan yang Engkau tidak redhai.
Bila aku dipenjarakan akan ku bulatkan fikiranku serta ibadahku kepadamu wahai
Tuhanku. Jauhkanlah daripadaku rayuan dan tipu daya wanita-wanita itu, supaya
aku tidak termasuk dari orang-orang yang bodoh dan sesat."
Futhifar, Ketua Polis Negara, Suami
Zulaikha mengetahui dengan pasti bahwa Yusuf bersih dari tuduhan yang dilemparkan
kepadanya. Ianya pula sedar bahwa isterinyalah yang menjadi biang keladi dalam
peristiwa yang sampai mencemarkan nama baik keluarganya. Akan tetapi ia tidak
dapat berbuat selain mengikuti nasihat isterinya yang menganjurkan agar Yusuf
dipenjarakan. Karena dengan memasukkan Yusuf ke dalam tahanan, pendapat umum
akan berubah dan berbalik akan menuduh serta menganggap Yusuflah yang bersalah
dalam peristiwa itu dan bukannya Zulaikha. Dengan demikian mrk berharap nama
baiknya akan pulih kembali dan desas-desus serta kasak-kasuk masyarakat tentang
rumahtanggannya akan berakhir. Demikianlah, maka perintah dikeluarkan oleh
Futhifar dan masuklah Yusuf ke dalam penjara sesuai dengan doanya.
Isi cerita di atas dapat dibaca dalam
Al-Quran surah Yusuf ayat 22 sehingga ayat 35 :
"22. Dan tatkala ia cukup dewasa,
Kami berikan kepadanya hikmah dan ilmu. Demikianlah Kami memberi balasan kepada
orang-orang yang berbuat baik. 23. Dan wanita {Zulaikha} yang Yusuf tinggal di
rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya {kepadanya} dan dia menutup
pintu-pintu seraya berkata: " Marilah kesini ". Yusuf berkata:
"Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku
dengan baik." Sesungguh orang-orang yang zalim tidak akan beruntung. 24.
Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud {melakukan perbuatan itu} dengan Yusuf
dan Yusuf pun bermaksud {melakukan pula} dengan wanita itu andaikata dia tidak
melihat tanda {dari} Tuhannya. Demikian agar Kami memalingkan daripadanya
kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang
terpilih. 25. Dan kedua-duanya berlumba-lumba menuju pintu dan wanita itu
menarik baju kemeja Yusuf dari belakang hingga koyak dan kedua-duanya mendapati
suami wanita itu di muka pintu. Wanita itu berkata:" Apakah pembalasan
terhadap orang yang bermaksud berbuat serong dengan isterimu, selain
dipenjarakan atau dihukum dengan azab yang pedih?" 26. Yusuf
berkata:" Dia menggodaku untuk menundukkan diriku {kepadanya}." Dan
seorang saksi dari keluarga wanita itu memberi kesaksiannya:" Jika bajunya
koyak dihadapan, maka wanita itu benar, dan Yusuf termasuk orang-orang yang
dusta. 27. Dan jika bajunya koyak dibelakang, mka wanita itulah yang dusta dan
Yusuf termasuk orang-orang yang benar". 28. Maka tatkala suami wanita itu
melihat baju kemeja Yusuf koyak dari belakang berkatalah dia:"
Sesungguhnya kejadian itu adalah diantara tipu daya kamu, sesungguhnya tipu
daya kamu besar". 29. Hai Yusuf:" Berpalinglah dari ini dan kamu {hai
isteriku} mohon ampunlah atas doamu itu karena kamu sesungguhnya termasuk
orang-orang yang berbuat salah". 30. Dan wanita-wanita di kota itu
berkata:" Isteri Al-Aziz menggoda bujangnya untuk menundukkan dirinya
kepadanya, sesungguhnya cintanya kepada bujangan itu adalah sgt mendalam.
Sesungguhnya kami memandangnya dalam kesesatan nyata." 31. Maka tatkala
wanita itu {Zulaikha} mendengar cercaan mereka, diundangnyalah wanita-wanita
itu dan disediakannya bagi mereka tempat duduk dan diberikannya kepada
masing-masing mereka sebilah pisau {utk memotong jamuan} kemudian dia berkata
{kepada Yusuf}:" Keluarlah {nampakkanlah dirimu} kepada mrk". Maka
tatakala wanita-wanita itu melihatnya, mrk kagum kepada {keindahan rupa} nya
dan mrk melukai {jari} tangannya dan berkata:" Maha sempurna Allah, ini
bukanlah manusia. Sesungguhnya ini tidak lain hanyalah malaikat yang
mulia". 32. Wanita itu {Zulaikha} berkata:" Itulah dia orang yang
kamu cela aku karena {tertarik} kepadanya dan sesungguhnya aku telah menggoda
dia untuk menundukkan dirinya {kepadaku} akan tetapi dia menolak. Dan
sesungguhnya jika dia tidak mentaati apa yang aku perintahkan kepadanya nescaya
dia akan dipenjarakan dan dia akan termasuk orang-orang yang hina". 33.
Yusuf berkata:" Wahai Tuhanku penjara lebih aku sukai daripada memenuhi
ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan drpku tipu daya mrk
tentu akan aku cenderung untuk {memenuhi keinginan mrk} dan tentulah aku
termasuk orang-orang yang bodoh". 34. Maka Tuhannya memperkenankan doa
Yusuf dan Dia menghindarkan Yusuf dari tipu daya mereka. Sesungguhnya Dialah
Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. 35. Kemudian ambil fikiran kepada mrk
setelah melihat tanda-tanda {kebenaran Yusuf} bahwa mrk harus memenjarakannya
sampai sesuatu waktu". { Yusuf : 25 ~ 35 }
Yusuf dalam penjara
Yusuf di masukkan ke dalam penjara
bukannya karena ia telah melakukan kesalahan atau kejahatan, tetapi karena
sewenang-wenangnya penguasa yang memenjarakannya untuk menutupi dosanya sendiri
dengan menempelkan dosa itu kepada orang yang dipenjarakan. Akan tetapi bagi
Nabi Yusuf, penjara adalah tempat yang aman untuk menghindari segala godaan dan
tipu daya yang akan menjerumuskannya ke dalam kemaksiatan dan perbuatan
mungkar. Bagi Yusuf hidup di dalam sebuah penjara yang gelap dan sempit, dimana
gerak bandanya dan pandangan matanya dibatasi, adalah lebih baik dan lebih
disukai drp hidup di alam bebas di mana jiwanya tertekan dan hatinya tidak
merasa aman dan tenteram. Di dalam penjara Yusuf dpt membulatkan fikirannya dan
jiwanya beribadah dan menyembah kepada Allah.
Disamping itu ia dpt melakukan dakwah di
dalam penjara, memberi bimbingan dan nasihat kepada pesalah, agar mrk yang
telah berdosa melakukan kejahatan, bertaubat dan kembali menjadi orang-orang
yang baik, sedang kepada tahanan yang tidak berdosa yang menjadi korban perbuatan
penguasa yang sewenang-wenang dihiburkna agar mrk bersabar dan bertakwa,
bertawakkal serta beriman memohon kepada Allah mengakhiri penderitaan dan
kesengsaraan mrk.
Bersama dengan Yusuf, dipenjarakan pula
dua orang pegawai istana Raja dengan tujuan hendak meracunkan Raja atas
perintah dan dengan kerjasama dengan pihak musuh istana. Dua pemuda pegawai
yang dipenjara itu, seorang penjaga gudang mknan dan seorang sebagai pelayan
meja istana.
Pada suatu hari pagi datanglah kedua
pemuda tahanan itu ke tempat Nabi Yusuf mengisahkan bahwa mrk telah mendpt
mimpin. Si pelayan melihat ia seakan-akan berada di tengah sebuah kebun anggur
memegang gelas, seperti gelas yang sering diguna minumkan oleh Raja, majikannya
lalu diisinya gelas itu dengan perahan buah anggur. Sedang pemuda penjaga
gudang melihat dalam mimpinnya seolah-olah mendukung di atas kepalanya sebuah
keranjang yang berisi roti, roti mana disambar oleh sekelompok burung dan di
bawanya terbang. Kedua pemuda tahanan itu mengharapkan dari Nabi Yusuf agar
memberi tafsiran bagi mimpi mrk itu.
Nabi Yusuf yang telah dikurniai kenabian
dan ditugaskan oleh Allah menyampaikan risalah-Nya kepada hamba-hamba-Nya
memulai dakwahnya kepada kedua pemuda yang datang menanyakan tafsiran
mimpinnya, mengajak mrk beriman kepada Allah Yangg Maha Esa, meninggalkan
persembahan kepada berhala-berhala yang mrk ada-adakan sendiri dengan memberi
nama-nama kepada berhala-berhala itu sesuka hati mrk. untuk membuktikan kepada
kedua pemuda itu bahwa ia adalah seorang Nabi dan pesuruh Allah, berkata Nabi
Yusuf:" Aku tahu dan dapat menerangkan kepada kamu, makanan apa yang akan
kamu terima, apa jenisnya dan berapa banyaknya demikian pula jenisnya dan macam
mana minuman yang akan kamu terima.
Demikian pula dapat aku memberi tafsiran bagi
mimpi seorang termasuk kedua mimpimu. Itu semua adalah ilmu yang dikurniakan
oleh Allah kepadaku. Aku telah meninggalkan agama orang-orang yang tidak
beriman kepada Allah dan mengingkari adanya hari kiamat kelak. Aku telah
mengikuti agama bapa-bapaku, Ibrahim, Ishaq dan Ya'qub. Tidaklah sepatutnya
kami menyekutukan sesuatu bagi Allah yang telah mengurniakan rahmat dan
nikmat-Nya atas kami dan atas manusia seluruhnya tetapi kebanyakkan manusia
tidak menghargai nikmat Allah itu dan tidak mensyukuri-Nya. Cubalah fikirkan
wahai teman-temanku dalam penjara mana yang lebih baik dan lebih masuk akal,
penyembahan kepada beberapa tuhan yang berbeda-beda atau penyembahan kepada
Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Perkasa? Tuhan telah memerintahkan janganlah kamu
menyembahkan selain drp Dia. Itulah agama yang benar dan lurus, tetapi banyak
orang tidak mengetahui dan tidak mahu mengerti."
" Adapun mengenai mimpimu", Nabi
Yusuf melanjutkan ceritanya," Maka takbirnya bahwa engkau, wahai pemuda
pelayan, segera akan dikeluarkan dari penjara dan akan dipekerjakan kembali
seperit sedia kala, sedangkan engkau wahai pemuda penjaga gudang akan dihukum
mati dengan disalib dan kepalamu akan menjadi makan burung-burung yang
mematuknya. Demikianlah takbir mimpimu yang telah menjadi hukum Allah bagi kamu
berdua."
Berkata Nabi Yusuf selanjutnya kepada
pemuda yang diramalkan akan keluar dari penjara:" Wahai temanku, pesanku
kepadamu, bila engkau telah keluar dan kembali bekerja di istana sebutlah
namaku dihadapan Raja, majikanmu. Katalah kepadanya bahwa aku dipenjarakan
sewenang-wenangnya, tidak berdosa dan tidak bersalah. Aku hanya dipenjara untuk
kepentingan menyelamatkan nama keluarga Ketua Polis Negara dan atas anjuran
isterinya belaka. Jangalah engkau lupakan pesananku ini, wahai temanku yang
baik."
Kemudian, maka sesuai dengan takbir Nabi
Yusuf, selang tidak lama keluarlah surat pengampunan Raja bagi pemuda pelayan
dan hukuman salib bagi pemuda penjaga gudang dilaksanakan. Akan tetapi pesanan
Nabi Yusuf kepada pemuda pelayan, tidak disampaikan kepada Raja setelah ia
diterima kembali bekerja di istana. Syaitan telah menjadikannya lupa setelah ia
menikmati kebebasan dari penjara dan dengan demikian tetaplah Nabi Yusuf berada
di penjara beberapa tahun lamanya, penghibur para tahanan yang tidak berdosa
dan mendidik serta berdakwah kepada tahanan yang telah bersalah melakukan
kejahatan dan perbuatan -perbuatan yang buruk, agar mrk menjadi orang-orang
yang baik dan bermanfaat bagi sesama manusia dan menjadi hamba-hamba Allah yang
beriman dan bertauhid.
Isi cerita ini ada tersebut di dalam
Al-Quran pada surah "Yusuf" ayat 36 sehingga ayat 42 :~
"36.~ Dan bersama dengan dia masuk
pula ke dalam penjara dua orang pemuda. Berkatalah salah seorang di antara
keduanya:" Sesungguhnya aku bermimpi, bahwa aku memerah anggur." Dan
yang lain berkata:" Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku membawa roti di
atas kepalaku dan sebahagiannya dimakan burung." Beritakan kepada kami
takbirnya, sesungguhnya kami memandang kamu termasuk orang-orang yang pandai
{menakbir mimpi}. 37.~ Yusuf berkata:" Sebelum sampai kepada kamu berdua
makanan yang akan diberikan kepadamu melainkan aku telah dpt menerangkan jenis
makanan itu sebelum makanan itu sampai kepadamu. Yang demikian itu adalah
sebahagian dari apa yang diajarkan oleh Tuhanku kepadaku. Sesungguhnya aku
telah meninggalkan agama orang-orang yang tidak beriman kepada Allah, sedang
mrk ingkar kepada hari kemudian. 38.~ Dan aku mengikuti agama bapa-bapaku,
iaitu Ibrahim, Ishaq dan Ya'qub. Tiadalah patut bagi kami {para nabi}
mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Allah. Yang demikian itu adalah dari
kurniaan Allah kepada kami dan kepada manusia seluruhnya, tetapi kebanyakkan
manusia itu tidak mensyukurinya. 39.~ Hai kedua temanku dalam penjara, manakah
yang baik, tuhan-tuha yang bermacam-macam itu ataukah allah Yang Maha Esa lagi
Maha Perkasa? 40.~ Kamu tidak menyembah yang selain Allah melainkan hanya
{menyembah nama-nama yang kamu dan nenek moyang kamu membuat-buatnya, Allah
tidak menurunkan suatu keterangan pun tentang nama-nama itu. Keputusan itu
hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah
selain Dia. Itulah agama yang lurus tetapi kebanyakkan manusia tidak
mengetahui. 41.~ Hai kedua temanku dalam penjara adapun salah seorang diantara
kamu berdua akan memberi minum tuannya dengan arak adapun yang seorang lagi
maka ia akan disalib lalu burung memakan sebahagian dari kepalanya. Telah
diputuskan perkarayang kamu berdua menanyakannya {kepadaku}". 42.~ Dan
Yusuf berkata kepada orang yang diketahuinya akan selamat di antara mereka
berdua:" Terangkanlah keadaanku kepada tuanmu". Maka syaitan
menjadikan dia lupa menerangkan {keadaan Yusuf} kepada tuannya. Karena itu
tetaplah dia {Yusuf} dalam penjara beberapa tahun lamanya." {Yusuf : 36 ~
42}
Yusuf dibebaskan dari penjara
Pada suatu hari berkumpullah di istana
raja Mesir, para pembesar, penasihat dan para arif bijaksana yang sengaja
diundang oelh untuk memberi takbir mimpi yang telah merunsingkan dan menakutkan
hatinya. Ia bermimpi seakan-akan melihat tujuh ekor sapi betina lain yang
kurus-kurus. Disamping itu ia melihat pula dalam mimpinya tujuh butir gandum
hijau disamping tujuh butir yang lain kering.
Tidak seorang drp. pembesar-pembesar yang
didatangkan itu yang dapat memberi tafsiran takbir bagi mimpi Raja bahkan
sebahagian drp mrk menganggapkannya sebagai mimpi kosong yang tiada bererti dan
menganjurkan kepada Raja melupakan saja mimpi itu dan menghilangkannya dari
fikirannya.
Pelayan Raja, pemuda teman Yusuf dalam
penjara, pada masa pertemuan Raja dengan para tetamunya, lalu teringat olehnya
pesan Nabi Yusuf kepadanya sewaktu ia akan dikeluarkan dari penjara dan bahwa
takbir yang diberikan oleh Nabi Yusuf bagi mimpinya adalah tepat, telah terjadi
sebagaimana telah ditakdirkan. Ia lalu memberanikan diri menghampiri Raja dan
berkata:" Wahai Paduka Tuanku! Hamba mempunyai seorang teman kenalan di
dalam penjara yang pandai menakbirkan mimpi. Ia adalah seorang yang cekap,
ramah dan berbudi pekerti luhur. Ia tidak berdosa dan tidak melakukan kesalahan
apa pun. Ia dipenjara hanya atas fitnahan dan tuduhan palsu belaka. Ia telah
memberi takbir bagi mimpiku sewaktu hamba berada dalam tahanan bersamanya dan
ternyata takbirnya tepat dan benar sesuai dengan apa yang hamba alami. Jika
Paduka Tuan berkenan, hamba akan pergi mengunjunginya di penjara untuk
menanyakan dia tentang takbir mimpi Paduka Tuan."
Dengan izin Raja, pergilah pelayan
mengunjungi Nabi Yusuf dalam penjara. Ia menyampaikan kepada Nabi Yusuf kisah
mimpinya Raja yang tidak seorang pun drp anggota kakitangannya dan para
penasihatnya dpt memberikan takbir yang memuaskan dan melegakan hati
majikannya. Ia mengatakan kepada Nabi Yusuf bahwa jika Raja dpt dipuaskan
dengan pemberian bagi takbir mimpinya, mungkin sekali ia akan dikeluarkan dari
penjara dan dengan demikian akan berakhirlah penderitaan yang akan dialami
bertahun-tahun dalam kurungan.
Berucaplah Nabi Yusuf menguraikan
takbirnya bagi mimpi Raja:" Negara akan menghadapi masa makmur, subur
selama tujuh tahun, di mana tumbuh-tumbuhan dan semua tanaman gandum, padi dan
sayur mayur akan mengalami masa menuai yang baik yang membawa hasil makanan
berlimpah-ruah, kemudian menyusuk musim kemarau selama tujuh tahun berikutnya
dimana sungai Nil tidak memberi air yang cukup bagi ladang-ladang yang kering,
tumbuh-tumbuhan dan tanaman rusak dimakan hama ssedang persediaan bahan
makanan, hasil tuaian tahun-tahun subur itu sudah habis dimakan. Akan tetapi,
Nabi Yusuf melanjutkan keterangannya, setelah mengalami kedua musim tujuh tahun
itu akan tibalah tahun basah di mana hujan akan turun dengan lebatnya menyirami
tanah-tanah yang kering dan kembali menghijau menghasilkan bahan makanan dan
buah-buahan yang lazat yang dpt diperah untuk diminum."
" Maka jika takbirku ini menjadi
kenyataan ," Nabi Yusuf berkata lebih lanjut," seharusnya kamu
menyimpan baik-baik apa yang telah dihasilkan dalam tahun-tahun subur, serta
berjimat dalam pemakaiannya untuk persiapan menghadapi masa kering, agar supaya
terhindarlah rakyat dari bencana kelaparan dan kesengsaraan."
Raja setelah mendengar dari pelayannya apa
yang diceritakan oleh Nabi Yusuf tentang mimpinya merasakan bahwa takbir yang
didengarkan itu sgt masuk akal dan dpt dipercayai bahwa apa yang telah
diramalkan oleh Yusuf akan menjadi kenyataan. Ia memperoleh kesan bahwa Yusuf
yang telah memberi takbir yang tepat itu adalah seorang yang pandai dan
bijaksana dan akan sgt berguna bagi negara jikaia didudukkan di istana menjadi
penasihat dan pembantu kerajaan. Maka disuruhnyalah kembali si pelayan ke
penjara untuk membawa Yusuf menghadap kepadanya di istana.
Nabi Yusuf yang sudah cukup derita hidup
sebagai orang tahanan yang tidak berdosa, dan ingin segera keluar dari kurungan
yang mencekam hatinya itu, namun ia enggan keluar dari penjara sebelum
peristiwanya dengan isteri Ketua Polis Negara dijernihkan lebih dahulu dan
sebelum tuduhan serta fitnahan yang ditimpakan ke atas dirinya diterangkan
kepalsuannya. Nabi Yusuf ingin keluar dari penjara sebagai orang yang suci
bersih dan bahwa dosa yang diletakkan kepada dirinya adalah fitnahan dan
tipu-daya yang bertujuan menutupi dosa isteri Ketua Polis Negara sendiri.
Raja Mesir yang sudah banyak mendengar
tentang Nabi Yusuf dan terkesan oleh takbir yang diberikan bagi mimpinya secara
terperinci dan menyeluruh makin merasa hormat kepadanya, mendengar tuntutannya
agar diselesaikan lebih dahulu soal tuduhan dan fitnahan yang dilemparkan atas
dirinya sebelum ia dikeluarkan dari penjara. Hal mana menurut fikiran Raja
menandakan kejujurannya, kesucian hatinya dan kebesaran jiwanya bahwa ia tidak
ingin dibebaskan atas dasar pengampunan tetapi ingin dibebaskan karena ia
bersih dan tidak bersalah serta tidak berdosa.
Tuntutan Nabi Yusuf diterima oleh Raja
Mesir dan segera dikeluarkan perintah mengumpulkan para wanita yang telah
menghadiri jamuan makan Zulaikha dan terhiris hujung jari tangan masing-masing
ketika melihat wajahnya. Di hadapan Raja mereka menceritakan tentang apa yang
mrk lihat dan alami dalam jamuan mkn itu serta percakapan dan soal jawab yang
mrk lakukan dengan Nabi Yusuf. Mrk menyatakan pesan mrk tentang diri Nabi Yusuf
bahwa ia seorang yang jujur, soleh, bersih dan bukan dialah yang salah dalam
peristiwanya dengan Zulaikha. Zulaikha pun dalam pertemuan itu, mengakui bahwa
memang dialah yang berdosa dalam peristiwanya dengan Yusuf dan dialah yang
menganjurkan kepada suaminya agar memenjarakan Yusuf untuk memberikan gambaran
palsu kepada masyarakat bahwa dialah yang salah dan bahwa dialah yang
memperkosa kehormatannya.
Hasil pertemuan Raja dengan para wanita
itu di umumkan agar diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat dan dengan
demikian terungkaplah tabir yang meliputi peristiwa Yusuf dan Zulaikha. Maka
atas, perintah Raja, dikeluarkanlah Nabi Yusuf dari penjara secara hormat,
bersih dari segala tuduhan. Ia pergi langsung ke istana Raja memenuhi
undangannya.
Bacalah isi cerita ini dalam Al-Quran
surah "Yusuf" ayat 43 sehingga ayat 53 :~
"43.~ Raja berkata {kepada
orang-orang terkemuka dari kaumnya}: "Sesungguhnya aku bermimpi melihat
tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh butir {gandum} yang hijau dan
tujuh butir lainnya yang kering. Hai orang-orang yang terkemuka, terangkanlah
kepadaku tentang takbir mimpiku itu, jika kamu dapat menakbirkan mimpi."
44.~ Mrk menjawab: "{Itu} adalah mimpi-mimpi yang kosong dan kami sesekali
tidak tahu menakbirkan mimpi". 45.~ Dan berkatalah orang yang selamat di
antara mrk berdua dan teringat {kepada Yusuf} sesudah beberapa waktu lamanya;
"Aku akan memberitakan kepadamu tentang {orang yang pandai} menakbirkan
mimpi itu, maka utuslah aku {kepadanya} ". 46.~ {Setelah pelayan itu
berjumpa dengan Yusuf ia berseru}: " Yusuf, hai orang yang sgt dpt
dipercaya, terangkanlah kepada kami tentang tujuh ekor sapi yang gemuk-gemuk
yang dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh butir
{gandum} yang hijau dan {tujuh} lainnya yang kering agar aku kembali kepada
orang-orang itu, agar mrk mengetahuinya". 47.~ Yusuf berkata: "Supaya
kamu bertanam tujuh tahun {lamanya} sebagaimana biasa maka apa yang kamu tuai
hendaklah kamu biarkan di butirnya kecuali sedikit untuk kamu makan. 48.~
Kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang amat sulit, yang menghabiskan
apa yang kamu simpan untuk menghadapinya {tahun sulit} kecuali sedikit dari
{benih gandum} yang kamu simpan. 49.~ Kemudian setelah itu akan datang tahun
yang padanya manusia diberi hujan {dengan cukup} dan di masa mrk memeras
anggur". 50.~ Raja berkata: "Bawalah dia kepadaku". Maka
tatakala utusan itu datang kepada Yusuf, berkatalah Yusuf: "Kembalilah
kepada tuanmu dan tanyakanlah kepadanya bagimana halnya wanita-wanita yang
telah melukai tangannya. Sesungguhnya Tuhanku, Maha Mengetahui tipu daya
mrk". 51.~ Raja berkata: "{kepada wanita-wanita itu}, Bagaimana
keadaan kamu ketika kamu menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya {kepadamu}?"
Mrk berkata: "Maha sempurnalah Allah, kami tidak mengetahui sesuatu
keburukkan drpnya". Berkata {Zulaikha} isteri Al-Aziz: "Sekarang
jelaslah kebenaran itu, akulah yang menggodanya untuk menundukkan dirinya
{kepadaku} dan sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang benar". 52.~
Yusuf berkata: "Yang demikian itu agar dia {Al-Aziz} mengetahui bahwa
sesungguhnya aku tidak berkhianat kepadanya di belakangnya, dan bahwasanya
Allah tidak meredhai tipu daya orang-orang yang berkhianat. 53.~ dan aku tidak
membebaskan diriku {dari kesalahan}, karena sesungguhnya nafsu itu selalu
menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku.
Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". {Yusuf : 43~53}
Yusuf diangkat sebagai wakil raja Mesir
Raja Mesir yang telah banyak mendengar
tentang Nabi Yusuf dari pelayannya, teman Nabi Yusuf dalam penjara, dari
kesaksian wanita-wanita, tamu Zulaikha dalam jamuan makan dan dari Zulaikha
sendiri, makin bertambah rasa hormatnya dan kagumnya terhadap Nabi Yusuf
setelah berhadapan muka dan bercakap-cakap dengan beliau sekeluarnya dari
penjara.
Kecerdasan otak Nabi Yusuf, pengetahuannya
yang luas, kesabaran , kejujurannya, keramah-tamahannya dna akhlak serta budi
pekerti luhurnya, menurut fikiran Raja akan sangat bermanfaat bagi kerajaannya
bila Nabi Yusuf diserahi pimpinan negara dan rakyat. Maka kepada Nabi Yusuf
dalam pertemuan pertamanya dengan Raja ditawarkan agar ia tinggal di istana
mewakili Raja menyelenggarakan pemerintahan serta pengurusan negara serta
memimpin rakyat Mesir yang diramalkan akan menghadapi masa-masa sukar dan
sulit.
Nabi Yusuf tidak menolak tawaran Raja
Mesir itu. Ia menerimanya asal saja kepadanya diberi kekuasaan penuh dalam
bidang kewangan dan bidang pengedaran bhn makanan, karena menurut pertimbangan
Nabi Yusuf, kedua bidang yang berkaitan antara satu sama lain itu merupakan
kunci dari kesejahteraan rakyat dan kestabilan negara. Raja yang sudah
mempunyai kepercayaan penuh terhadap diri Nabi Yusuf, terhadap kecerdasan
otaknya, kejujuran serta kecekapannya menyetujui fikiran beliau dan memutuskan
untuk menyerahkan kekuasaannya kepada Nabi Yusuf dalam suatu upacara penobatan
yang menurut lazimnya dan kebiasaan yang berlaku.
Pada hari penobatan yang telah ditentukan,
yang dihadiri oleh para pembesarnegeri dan pemuka-pemuka masyarakat, Nabi Yusuf
dikukuhkan sebagai wakil Raja, dengan mengenakan pakaian kerajaan dan di
lehernya dikalung dengan kalung emas, kemudian raja di hadapan para hadiri
melepaskan cincin dari jari tangannya lalu dipasangkannya ke jari tangan Nabi
Yusuf, sebagai tanda penyerahan kekuasaan kerajaan.
Setelah selesai penobatan dan serah terima
jabatan Nabi Yusuf A.S. maka Raja Mesir berkenan untuk mengahwinkan Yusuf
dengan Zulaikha {Ra'il} janda majikannya yang telah mati ketika Nabi Yusuf A.S.
masih dalam penjara.
Kemudian setelah Nabi Yusuf bergaul dengan
isterinya ia berkata:" Tidakkah ini lebih baik drp apa yang anda kehendaki
dahulu itu." Jawab Zulaikha {Raa'il}: "Wahai orang yang jujur baik,
jangan mencelaku. Anda mengetahui bahwa aku dahulu sedemikian muda dan cantik,
dalam keadaan serba mewah, sedang suamiku lemah, tidak dpt memuaskan isteri dan
dijadikan oleh Allah sedemikian tampannya, maka aku kalah dengan hawa
nafsuku". Demikianlah keadaannya, karena itu Nabi Yusuf A.S. masih bertemu
dengan Zulaikha dalam keadaan gadis, dan mendpt dua orang putera drpnya,
Ifratsim dan Minsya bin Yusuf.
Demikianlah rahmat dan kurniaan Tuhan yang
telah memberi kedudukan tinggi dan kerajaan besar kepada hamba-Nya Nabi Yusuf
setelah mengalami beberapa penderitaan dan ujian yang berat, yang dimulai
dengan pelemparannya ke dalam sebuah perigi oleh saudara-saudaranya sendiri,
kemudian dijual-belikannya sebagai hamba dalam suatu penawaran umum dan pada
akhirnya setelah ia mulai merasa ketenangan hidup di rumah Ketua Polis Mesir
datanglah godaan dan fitnahan yang berat bagi dirinya di mana nama baiknya
dikaitkan dengan suatu perbuatan maksiat yang menyebabkan ia meringkok dalam
penjara selama bertahun-tahun.
Sebagai penguasa yang bijaksana, Nabi
Yusuf memulakan tugasnya dengan mengadakan lawatan ke daerah-daerah yang
termasuk dalam kekuasaannya untuk berkenalan dengan rakyat jelata serta daerah
yang diperintahnya dari dekat, sehingga segala rancangan dan peraturan yang
akan diadakan dpt memenuhi keperluan dan sesuia dengan iklim dan keadaan
daerah.
Dalam masa tujuh tahun pertama Nabi Yusuf
menjalankan pemerintahan di Mesir, rakyat merasakan hidup tenteram , aman dan
sejahtera. Barang-barang keperluan cukup terbahagi merata dijangkau oleh semua
lapisan masyrakat tanpa terkecuali. Dalam pada itu Nabi Yusuf tidak lupa akan
peringatan yang terkandung dalam mimpi Raja Mesir, bahwa akan dtg masa tujuh
tahun yang sukar dan sulit. Maka untuk menghadapi masa itu, Nabi Yusuf
mempersiapkan gudang dan kepuk-kepuk bagi penyimpanan bhn mknan untuk musim
kemarau yang akan dtg.
Berkat pengurusan yang bijaksana dari Nabi
Yusuf, maka setelah masa hijau dan subur berlalu dan masa kemarau kering tiba,
rakyat Mesir tidak sampai mengalami krisi makanan atau derita kelaparan.
Persediaan bhn mknan yang dihimpun di waktu masa hijau dan subur dpt mencukupi
keperluan rakyat selama masa kering, bahkan masa dapat menolong masyarakat
Mesir yang sudah kekurangan bhn makanan dan menghadapi bahaya kelaparan.
Kisah pengangkatan Nabi Yusuf sebagai
penguasa Mesir diceritakan dalam Al-Quran dalam surah "Yusuf" ayat 54
sehingga ayat 57 yang berbunyi sebagai berikut:~
"54.~ Dan Raja berkata: "Bawalah
Yusuf kepadaku, agar aku memilih dia sebagai orang yang rapat kepadaku".
Maka tatkala raja telah bercakap-cakap dengan dia, dia berkata:
"Sesungguhnya kamu {mulai hari ini menjadi seorang yang berkedudukkan
tinggi lagi dipercayai pd sisi kami}". 55.~ Berkata Yusuf:
"Jadikanlah aku bendaharawan negara {Mesir} sesungguhnya aku adalah orang
yang pandai menjaga lagi berpengetahuan". 56.~ Dan demikianlah Kami
memberi kedudukan kepada Yusuf di negeri Mesir {dia berkuasa penuh} pergi
menuju ke mana saja ia kehendaki di bumi Mesir itu. Kami melimpahkan rahmat
Kami kepada sesiapa yang Kami kehendaki dan Kami tidak mensia-siakan pahala
orang-orang yang berbuat baik. 57.~ Dan sesungguhnya pahala di akhirat itu
lebih baik bagi orang-orang beriman dan selalu bertakwa." {Yusuf : 54 ~ 57
}
Pertemuan Yusuf A.S dengan
saudara-saudaranya
Kemudian dtglah orang berduyun-duyun dari
kota dan desa-desa pinggiran Mesir, bahkan dari negara-negara yang berhampiran
Mesir yang sudah kekurangan bhn makanan bagi rakyatnya. Mrk dtg bagi
mengharapkan pertolongan Nabi Yusuf untuk memberi kesempatan membeli gandum
serta lain-lain bhn mknan yang masih tersedia dalam gudang-gudang pemerintah.
Di antara para pendatang yang ingin
berbelanja di Mesir terdapat rombongan orang-orang Palestin, termasuk di antara
mrk ialah saudara-saudara Nabi Yusuf sendiri, ialah penyebab utama bagi
penderitaan yang telah di alaminya. Nabi Yusuf segera mengenal mereka tetapi
sebaliknya mrk tidak mengenal akan Nabi Yusuf yang pernah dilemparkan ke dalam
telaga. Bahkan tidak terlintas dalam fikiran mrk bahwa Yusuf masih hidup, apa
lagi menjadi orang besar memimpin negara Mesir sebagai wakil Raja yang berkuasa
mutlak.
Atas pertanyaan Nabi Yusuf berkatalah
jurucakap rombongan putera-putera Ya'qub: "Wahai Paduka Tuan, kami adalah
putere-putera Ya'qub yang kesemuanya adalah dua belas orang Yang termuda di
antara kami putera ayah yang bongsu kami tinggalkan rumah untuk menjaga ayah
kami yang talah lamjut usia dan buta pula. Seorang saudara lain telah lama
meninggalkan rumah dan hingga kami tidak mengetahui di mana dia berada. Kami
datang kemari atas perintah ayah kami, agar memohon pertolongan dna bantuan
Paduka Tuan yang budiman, kiranya dpt memberi kesempatan memperkenankan kami
membeli gandum dari pesediaan pemerintahan tuan, bagi memenuhi keperluan kami
yang sgt mendesak, sehubungan dengan krisis bhn makanan yang menimpa daerah
kami."
Berkata Nabi Yusuf menjawab
keterangan-keterangan saudaranya itu: "Sesungguhnya kami meragukan
identiti kamu dan menyangsikan keteranganmu ini. Kami tidak dpt mengabaikan
adanya kemungkinan bahwa kamu adalah mata-mata yang dikirim oleh musuh-musuh
kami untuk mengadakan kekecohan dan kekacauan di negeri kami karenanya kami
menghendaki memberi bukti-bukti yang kuat atas kebenaran kata-katamu atau
membawa saksi-saksi yang kami percaya bahwa kamu adalah beul-betul putera-putera
Ya'qub."
"Paduka Tuan Yang bijaksana",
menyambut jurucakap itu, "Kami adalah orang-orang musafir gharib di negeri
tuan, tidak seorang pun di sini mengenal kami atau kami kenal, maka sukar
sekali bagi kami pada masa ini memberi bukti atau membawa saksi sebagaimana
Paduka Tuan serukan. Maka kami hanya berpasrah kepada Paduka Tuan untuk memberi
jalan kepada kami dengan cara bagaimana kami dpt memenuhi seruan paduka
itu."
"Baiklah", Nabi Yusuf berkata,
"Kali ini kami memberi kesempatan kepada kamu untuk membeli gandum dari
gudang kami secukupnya keperluaan kamu sekeluarga dengan syarat bahwa kamu
harus kembali kesini secepat mungkin membawa saudara bongsumu yang kamu
tinggalkan dirumah. Jiak syarat ini tidak dipenuhi, maka kami tidak akan
melayani keperluan kamu akan gandum untuk masa selanjutnya." Berkata abang
kepada Yusuf yang tidak mengenalkannya itu: "Paduka Tuan kami mengira
bahwa ayah kami tidak akan mengizinkan kami membawa adik bongsu kami ke sini,
karena ia adalah kesayangan ayah kami yang sangat dicintai dan dia adalah
penghibur ayah yang menggantikan kedudukan saudara kami Yusuf, sejak ia keluar
dari rumah menghilangkan tanpa meninggalkan bekas. Akan tetapi bagaimana pun
untuk kepentingan kami sekeluarga, akan kami usahakan sedapat mungkin memujuk
ayah agar memngizinkan kami membawa adik kami Benyamin ke mari dalam kesempatan
yang akan datang."
Sejak awal Nabi Yusuf melihat wajah-wajah
saudaranya yang dtg memerlukan gandum, tidak ada niat sedikit pun dalam hatinya
hendak mempersukarkan missi mrk sebagai balas dendam atas perbuatan yang mrk
telah lakukan terhadap dirinya. Soal jawab yang dilakukan dengan mrk hanya
sekadar ingin mengetahui keadaan ayah dan adik bongsunya, Benyamin yang sudah
bertahun-tahun ditinggalkan dan hanya sekadar taktik untuk mempertemukan
kembali dengan ayah dan saudara-saudaranya yang sudah lama terpisah.
Kemudian Nabi Yusuf memerintahkan
pegawai-pegawainya mengisi karung-karung saudaranya dengan gandum dan bhn
makanan yang mrk perlu. Sedang brg-brg emas dan perak yang mrk bawa untuk harga
gandum dan bhn makn itu, diisikan kembali ke dalam karung-karung mrk secara
diam-diam tanpa mrk ketahui.
Setibanya kembali di Palestin berceritalah
mrk kepada ayahnya Ya'qub tentang perjalanan mrk dan bagaimana Yusuf menerima
mrk, yang dipujinya sebagai penguasa yang bijaksana, adil, sabar, rendah hati
dan sangat ramah-tamah. Tanpa sedikit kesukaran pun mrk telah diberikan hajat
mrk dari gandum yang diisikan sekali oleh pegawai-pegawai Yusuf ke dalam karung
mrk.Disampaikan pula oleh mrk kepada ayahnya, bahwa mrk diharuskan oleh Yusuf
membawa adik bongsu mrk ke Mesir, bila mrk dtg lagi untuk membeli gandum dan
bhn mknan. Tanpa membawa adik termaksud, mrk tidak akan dilayani dan
diperkenankan membeli gandum yang mrk perlukan. Karenanya mrk dari jauh-jauh
mohon agar mrk diperkenankan membawa adik mrk Benyamin bila mrk harus kembali
ke Mesir untuk membeli gandum.
Berkata Nabi Ya'qub serta merta setelah
mendengar cerita putera-puteranya:"Tidak,sesekali tidak akanku berikan
izinkan kepadamu untuk membawa Benyamin jauh drpku. Aku tidak akan
mempercayakan Benyamin kepadamu setelah apa yang terjadi dengan diri Yusuf
adikmu.Kamu telah berjanji akan menjaganya baik-baik, bahkan sanggup
mengorbankan jiwa-ragamu untuk keselamatannya.
Akan tetapi apa yang telah terjadi adalah
sebaliknya. Kamu pulang ke rumah dalam keadaan selamat, sedang adikmu Yusuf,
kamu lepaskan menjadi mangsa serigala. Cukuplah apa yang telahku alami mengenai
diri Yusuf dan janganlah terulang lagi kali ini mengenai diri Benyamin".
Ketika karung-karung yang dibawa kembali
dari Mesir dibongkar, ternyata didalamnya terdpt barang-barang emas dan perak
yang telah mrk bayarkan untuk harga gandum yang dibeli. Maka seraya tercengang
bercampur gembira, berlari-larilah mrk menyampaikan kehairanan mrk kepada
ayahnya. Mereka berkata: "Wahai ayah! KAmi tidak berdusta dalam cerita
kami tentang itu penguasa Mesir orang baik hati. Lihatlah brg-brg emas dan
perak yang telah kami bayarkan untuk ganti gandum yang kami terima, dipulangkan
kembali ke dalam karung-karung kami tanpa kami mengetahui. Jadi apa yang kami
bawa ini adalah pemberian percuma dari penguasa Mesir yang sgt murah hati
itu."
Dengan diperolehnya gandum, bantuan
percuma dari putera yang tidak mrk kenali, keluarga Ya'qub menjadi tenang dan
merasa buat beberapa waktu, bahwa api didapur rumah akan tetap menyala. akan
tetapi persediaan yang terbatas itu tidak bertahan lama jika tidak disusul
dengan pengisian stok baru selama musim kemarau belum berakhir. Demikianlah
maka Nabi Ya'qub yang melihat persediaan gandumnya makin hari makin berkurangan
sedangkan tanda-tanda krisis makanan belum nampak, terpaksalah ia mengutus
putera-puteranya kembali ke mesir untuk memperoleh bekalan untuk kedua kalinya
dari Yusuf wakil Raja negeri itu. Dan karena putera-putera Ya'qub tidak akan
berangkat ke Mesir tanpa Benyamin, sesuai janji mrk kepada Yusuf, maka terpaksa
pulalah Ya'qub mengikut sertakan putera bongsunya Benyamin dalam rombongan
abg-abgnya.
Dengan iringan doa serta nasihat si ayah,
berangkatlah kafilah putera-putera Ya'qub yang terdiri dari sebelas orang
Setiba mrk diperbatasan kota berpisahlah menjadi beberapa kelompok memasuki
kota dari arah yang berlainan sesuai dengan pesan ayah mrk untuk menghindari
timbulnya iri hati penduduk serta prasangka dan tuduhan bahwa mrk adalah
mata-mata musuh.
Setibanya di istana kerajaan mrk diterima
oleh adik mereka sendiri Yusuf yang belum mrk kenal kembali, dengan penuh
ramah-tamah dan dihormati dengan jamuan makan. Bagi mrk disediakan tempat
penginapan untuk setiap dua orang sebuah rumah, sedang adik bongsu Yusuf,
Benyamin diajak bersamanya menginap didalam istana.
Sewaktu berada berduaan dengan Yusuf,
Benyamin mencucurkan airmata seraya berkata kepada abangnya yang belum dikenal
kembali: "Andaikan abgku Yusuf masih hidup, nescaya engkau akan
menempatkan aku bersamanya di sebuah rumah tersendiri sebagaimana
saudara-saudaraku yang lain." Yusuf lalu menghiburkan hati adiknya dengan
kata-kata: "Sukakah engkau bila aku menjadi abgmu menggantikan abgmu yang
hilang itu?" Benyamin menjawab: "Tentu namun sayang sekali bahwa
engkau tidak dilahirkan oleh ayahku Ya'qub dan ibuku Rahil."
Mendengar kata-kata si adik yang
merawankan hati itu, bercucurlah air mata Yusuf, lalu memeluk adiknya sambil
mengaku bahwa dia adalah Yusuf, abgnya yang hilang itu. Ia menceritakan kepada
adiknya penderitaan -penderitaan yang telah dialami sejak ia dicampakkan ke
dalam perigi , diperjual-belikan sebagai hamba sahaya, ditahannya dalam penjara
selama bertahun-tahun tanpa dosa dan akhirnya berkat rahmat dan kurniaan Tuhan
diangkatlah ia sebagai wakil raja yang berkuasa mutlak. Yusuf mengakhiri
beritanya dengan berpesan kepada adiknya, agar merahsiakan apa yang telah ia
dengarkan dan jangan sampai diketahui oleh saudara-saudaranya yang lain.
Alangkah gembiranya Benyamin mendengar
cerita abgnya yang selalu dikenangnya sejak ia hilang meninggalkan rumah
bersama-sama saudara-saudaranya berkelah beberapa tahun yang lalu. Ia segera
memeluk abangnya kembali seraya berkata: "Aku tidak dapat bayangkan betapa
gembiranya ayah bila ia mendengar bahwa engkau masih hidup dalam keadaan segar
bugar, sihat afiat, menguasai suatu kerajaan besar, tinggal didalam istana yang
diliputi oleh segala kemewahan dan kemegahan. Sebab sejak engkau menghilang
ayah kami tidak pernah terlihat gembira. Ia selalu diliputi oleh rasa sedih dan
duka, tidak pernah sedikit pun bayanganmu terlepas dari ingatannya. Demikianlah
keadaan ayah kami hai Yusuf sejal engkau menghilangkan rumah dan menghilang,
sampai-sampai menjadi putih matanya karena kesedihan dan tangisnya yang tidak
ada hentinya."
Kisah pertemuan Yusuf dengan saudaranya
dikisahkan dalam Al-Quran pada surah "Yusuf" ayat 58 sehingga 69 yang
bermaksud :~
"58.~ Dan saudara-saudara Yusuf dtg
{ke Mesir} lalu mrk masuk ke {tempat}nya. Maka Yusuf mengenal mrk, sedang mrk
tidak kenal {lagi} kepadanya.59.~ Dan tatkala Yusuf menyiapkan bhn mknannya, ia
berkata: "Bawalah kepadaku saudaramu yang seayah dengan kamu {Benyamin},
tidaklah kamu melihat bahwa aku menyempurnakan sukatan dan aku adalah
sebaik-baik penerima tamu? 60.~ Jika kamu tidak membawanya kepadaku, maka kamu
tidak akan mendapat sukatan lagi drpku dan jgn kamu mendekatiku".61.~ Mrk
berkata: "Kami akan memujuk ayah kami untuk membawanya {ke mari} dan
sesungguhnya kami benar-benar akan melaksanakannya".62.~ Yusuf berkata
kepada bujang-bujangnya: " Masukkanlah brg-brg {penukar kepunyaan} mrk ke
dalam karung-karung mrk, spy mrk mengetahui apabila mrk telah kembali kepada
keluarganya, mudah-mudahan mrk kembali lagi".63.~ Maka tatkala mrk telah
kembali kepada ayah mrk {Ya'qub}, mrk berkata: " Wahai ayah kami, kami
tidak mendpt sukatan {gandum} lagi, {jika todak membawa saudara kami}, sebab
itu biarkanlah saudara kami {Benyamin} pergi bersama kami supaya kami mendpt
sukatan dan sesungguhnya kami akan benar-benar menjaganya".64.~ Berkata
Ya'qub: "Bagaimana aku akan mempercayakannya {Benyamin} kepadamu, kecuali
seperti aku telah mempercayakan saudaranya {Yusuf} kepada kamu dahulu?"
Maka Allah adalah sebaik-baik penjaga dan Dia adalah Mahga Penyayang di antara
para penyayang.65.~ Tatkala mrk membuka brg-brgnya, mrk menemukan kembali
brg-brg {penukaran} mrk dikembalikan kepada mrk. Mrk berkata: "Wahai ayah
kami, apa lagi yang kami inginkan. Ini brg-brg kami dikembalikan kepada kami dan
kami akan dpt memberi makan keluarga kami dan kami akan dpt memelihara ksaudra
kami dan kami akan mendapat tambahan sukatan {gandum} seberat seekor unta. Itu
adalah sukatan yang mudah {bagi Raja Mesir}".66.~ Ya'qub berkata :
"Aku sesekali tidak akan melepaskannya {pergi} bersama-sama kamu sebelum
kamu memberikan janji yang teguh atas nama Allah bahwa kamu akan pasti
membawanya kepadaku kembali, Kecuali jika kamu dikepung musuh ". Tatkala
mrk memberi janji mrk, maka Ya'qub berkata: "Allah adalah saksi terhadap yang
kami ucapkan {ini}".67.~ Dan Ya'qub berkata: " Hai anak-anakku,
janganlah kamu masuk bersama-sama dari satu pintu gerbang dan masuklah dari
pintu gerbang yang berlainan namun demikian aku tidak dpt melepaskan kamu brg
sedikit pun daripada {takdir} Allah. Keputusan menetapkan {sesuatu} hanyalah
hak Allah; kepada-Nya aku bertawakkal dan hendaklah kepada-Nya saja orang-orang
yang bertawakkal berserah diri".68.~ Dan tatkala mrk masuk menurut yang
diperintahkan ayah mrk ,maka {cara yang mrk lakukan itu} tiadalah melepaskan
mrk sedikit pun daripada {takdir} Allah, akan tetapi itu hanya suatu keinginan
pada diri Ya'qub yang telah ditetapkannya. Dan sesungguhnya dia mempunyai
pengetahuan , karena Kami telah mengajarkan kepadanya. Akan tetapi kebanyakkan
manusia tidak mengetahui.69.~ Dan tatkala mrk masuk ke {tempat} Yusuf, Yusuf
membawa saudaranya {Benyamin} ke tempatnya. Yusuf berkata: "Sesungguhnya
aku {ini} adalah saudaramu,maka janganlah kamu berdukacita terhadap apa yang
mrk telah lakukan."
Yusuf menahan Benyamin sebagai tahanan
Yusuf menerima saudara-saudaranya sebagai
tamu selama tiga hari tiga malam. Setelah selesai masa bertamu bersiap-siaplah
mrk untuk pulang kembali ke negerinya, sesudah karung-karung mrk diisi dengan
penuh {gandum} dam bhn-bhn makanan lain yang mrk perlukan.
Setelah berjabat tangan, meminta diri dari
Yusuf, bergeraklah kafilah mrk menuju pintu gerbang ke luar kota. Tetapi
sebelum kafilah sempat melewati batas kota, tiba-tiba beberapa pengawal istana
yang berkuda mengejar mrk dan memerintah agar berhenti dan dilarang meneruskan
perjalanan, sebelum diadakan pemeriksaan terhadap brg-brg mrk bawa. Para
pengawal mengatakan bahwa sebuah piala gelas minum raja telah hilang dan
mungkin salah seorang drp mrk yang mencurinya.
Kafilah berhenti di tempat dan dengan
hairan berkatalah jurucakap mrk: "Demi Allah kami dtg kemari bukannya
untuk mengacau dan sgt tidak mungkin bahwa salah seorang drp kami akan mencuri
piala itu. Kami adalah putera-putera Ya'qub pesuruh Allah. Kami sudah merasa berhutang
budi kepada raja dan banyak berterimakasih atas bantuan yang telah diberikan
kepada kami. Masakan kami akan membalas kebaikan hati raja dengan mencuri
brg-brgnya? Namun untuk membenarkan kata-kata kami, kami tidak berkeberatan
karung-karung dan brg-brg kami dibongkar dan digeledah sepuas-puasnya. Dan bila
ternyata ada salah seorang drp kami yang kedapatan piala itu di dalam kumpulan
brg-brgnya, kami rela menyerahkannya kepada raja untuk diberi ganjaran yang
setimpal."
Penggeledahan dilakukan oleh para pengawal,
brg-brg serta karung-karung diturunkan dari atas punggung unta, dibongkar dan
diperiksa. Sejurus kemudian berteriaklah salah seorang pengawal dengan memegang
piala di tangannya seraya berkata: "Inilah dia piala yang hilang."
Para anggota rombongan terkejut,
mengangakan mulut, sambil memandang satu dengan yang lain kehairan-hairanan,
seakan-akan masing-masing bertanya di dalam diri sendiri, gerangan musibah
apakah yang menimpa mrk ini? sgt berat bahkan tidak mungkin, mrk akanpercaya
bahwa salah seorang dari rombongan bersaudara itu melakukan perbuatan yang akan
mencemarkan nama baik mrk. Namun yang mrk saksikan dengan mata kepalanya
masing-masing tidak dpt dimungkiri dan ditolak kebenarannya.
Bertanya pemimpin rombongan kepada
pengawal, dari mana mrk dptkan piala itu. Mereka menujukan kepada salah satu
bagasi, yang ternyata bahwa bagasi itu adalah kepunyaan adik bongsu mrk
Benyamin. MAka sesuai dengan persetujuan yang telah disepakati, ditahanlah
Benyamin dan tidak diizinkan menyertai rombongan itu pulang.
Pada masa itu terbayanglah dihadapan mrk
wajah Ya'qub ayah mrk, yang sedang buta dan mengidap penyakit karena tidak
henti-hentinya mengenangkan dan mengingati Yusuf. Ayah yang dengan susah payah
dan dengan rasa berat melepaskan Benyamin menyertai mrk ke Mesir karena khuatir
berulangnya kembali tragedi Yusuf akan dialami oleh adik bongsunya Benyamin.
Bagaimana harus mrk hadapi ayah mrk yang telah diberikan janji yang teguh atas
nama Allah akan membawa Benyamin kembali? Dan apakah akan percaya ayah mrk bial
diberitahu bahwa Benyamin telah ditahan di Mesir karena mencuri piala raja?
Tidakkah berita itu kelak akan menjadikan penyakit ayah mrk makin parah, bahkan
mungkin akan membinasakannya dan mengakhiri hayatnya?
Selagi pertanya-pertanya itu berputar di dalam
fikiran abg-abgnya, Benyamin termenung seorang diri, tidak berkata sepakat kata
pun. Ia ternganga kehairanan, bagaimana piala itu boleh didpti di dalam
bagasinya. PAdahal ia sesekali tidak merasa menyentuhnya. Ia ingin menolak
tuduhan dan menyangkal dakwaan terhadap dirinya, namun akan merasa sia-sia
belaka, bahkan akan menambah menjengkelkan para pengawak yang telah
mengeluarkan piala dari bagasinya sebagai bukti yang nyata yang tidak dpt
dibantah. Ia hanya berpasrah kepada Allah Yang Mengetahui bahwa ia bersih dari
tuduhan mencuri.
Anggota rombongan ramai-ramai mendatangi
Yusuf, memohon kebijaksanaannya agar menerima salah seorang drp mrk untuk
menggantikan Benyamin sebagai tahanan. Berkata mrk: "Wahai Paduka Tuan!
kami sedar bahwa adik bongsu kami bersalah dan kami tidak dpt memungkiri
kenyataan yang telah kami saksikan dengan mata kepala kami ketika piala
diketemukan di dalam bagasinya. Akan tetapi memohon kebijaksanaan dan belas
kasihan Tuan agar adik kami Benyamin meninggalkan Mesir dan sebagai gantinya
Paduka Tuan dpt menuju salah seorang drp kami sebagai tahanan. Sebab bila
rombongan kami tiba di tempat tanpa Benyamin, hal itu akan sgt menyedihkan ayah
kami, bahkan mungkin dpt membinasakan jiwanya. Ayah kami yang sudah lanjut
usia, hampir mencapai satu abad, berada dalam keadaan sakit, sejak kehinagan
putera kesayangannya Yusuf. Adalah adik kami Benyamin ini yang menjadi
penghibur hatinya yang dirundung duka dan sedih sepanjang hayatnya. Ia bahkan
tidak mengizinkan kami membawanya kemari kalau tidak karena terpaksa telah
berkurangnya persediaan gandum di rumah. Maka sangat kami harapkan belas
kasihan Paduka Tuan kepada ayah kami dengan melepaskan Benyamin dan menahan
salah seorang daripada kami sebagai gantinya."
Yusuf menolong permohonan abg-abgnya dan
berpegang teguh pada persepakatan yang telah sama dipersetujui, bahwa brg siapa
kedapatan piala di dalam bagasinya akan ditahan, apa lagi menurut syariat Nabi
Ya'qub bahwa brg siapa yang mencuri maka hukumannya ialah si pencuri dijadikan
hamba satu tahun lamanya.
Dalam permusyawaratan yang telah dilakukan
oleh abg-abg Yusuf telah gagal memperoleh persetujuannya melepaskan Benyamin
dari tahanan, berkatalah Yahudza, saudara tertua di antara mrk: "Aku tidak
mempunyai muka untuk mengadap ayah tanpa Benyamin. Kami telah mendurhakai ayah
dengan melemparkan Yusuf ke dalam perigi sehinggakan menjadi ayah menderita
sepanjang hayat dan kini akan menambahkan lagi penderitaan ayah dengan
meninggalkan Benyamin seorang diri disini tanpa kami mengetahui nasib apa yang
akan dialaminya sedang kami talah berjanji dan bersumpah akan membawanya
kembali jika apa pun yang akan kami hadapi untuk menjaga keselamatannya.
Karenanya aku akan tinggal disini buat sementara dan tidak akan pulang ke rumah
sebelum ayah memanggilku dan mengizinkanku kembali. Pergilah kamu segera pulang
kembali dan ceritakanlah kepada ayah apa yang telah terjadi dengan sebenarnya
dan bila ayah tidak mempercayaimu, disebabkan pengalamannya dengan Yusuf, maka
biarlah ia menanya kepada kafilah-kafilah dan orang -orang yang telah
menyaksikan peristiwa penggeledahan dengan mata kepala mrk sendiri di tempat
kami ditahan.
Berangkatlah kafilah Ya'qub kembali ke
tanah airnya dengan hanya terdiri dari sembilan orang, meninggalkan di belakang
mrk abg sulungnya Yahudza dan adik bongsunya Benyamin. Setiba mrk di rumah
hanya dengan sembilan orang dan menghadap ayahnya menceritakan apa yang telah
terjadi pada diri Benyamin dan Yahudza. Nabi Ya'qub berkata seraya berpaling
drp mereka dan mengusap dada: "Oh alangkah sedihnya hatiku karena
hilangnya Yusuf yang masih terbayang wajahnya di depan mataku. Kini kamu tambah
lagi penderitaanku dengan meninggalkan Benyamin di negeri orang untuk kedua
kalinya kamu melanggar janjimu dan sumpahmu sendiri dan untuk kedua kalinya aku
kehilangan putera yang sgt aku sayangi dan hanya dirimu sendirilah yang
memandang baik perbuatan itu. Semoga Allah memberi kesabaran kepadaku dan
mempertemukan ku kembali dengan anak-anakku semuanya."
Berkata putera-puteranya menjawab:
"Wahai ayah! Demi Allah engkau akan mengidap penyakit yang berat dan akan
binasalah engkau bila engkau terus menerus mengenangkan Yusuf dan tidak
berusaha menghilangkan bayangannya dari fikiranmu."
Menjawab teguran putera-puteranya itu
berucaplah Ya'qub: "Sesungguhnya hanya kepada Allah aku mengadukan
nasibku, kesusahan dan kesedihanku. Aku mengetahui dari Allah apa yang kamu
tidak mengetahuinya."
Kemudian , mengenai diri Benyamin yang
ditahan oleh pengawal-pengawal kerajaan, maka sepeninggalan abg-abgnya, oleh
Yusuf diberitahu bahwa piala raja yang terdapat di dalam bagasinya, adalah
perbuatan pengawal-pengawalnya yang memang sengaja diperintah oleh beliau untuk
diisikan ke dalam bagasi Benyamin itu dengan maksud menahannya tinggal
bersamanya di dalam istana. Ia membesarkan hati adiknya dengan meramalkan bahwa
akan tiba kelak suatu saat di mana ia dengan adiknya dan seluruh keluarga akan
bertemu dan berkumpul kembali.
Bacalah tentang isi cerita di atas ayat 70
sehingga 86 dari surah "Yusuf" yang bermaksud :~
"70.~ Maka tatkala telah disiapkan
untuk mrk bhn makanan mrk, Yusuf memasukkan piala tempat minum ke dalam karung
saudaranya. kemudian berteriaklah seseorang yang menyerukan: "Hai kafilah,
sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang mencuri".71.~ Mrk menjawab sambil
menghadap kepada penyeru-penyeru itu: "Brg apakah yang hilang drp
kamu?"72.~ Penyeru-penyeru itu berkata: "Kami kehilangan piala raja,
dan siapa yang dpt mengembalikannya akan memperoleh bhn makanan {seberat} beban
unta, dan aku menjamin terhadapnya."73.~ Saudara-saudara Yusuf menjawab:
"Demi Allah sesungguhnya kamu mengetahui bahwa kami dtg bukan untuk
membuat kerusakkan di negeri {ini} dan kami bukanlah orang-orang
mencuri".74.~ Mrk berkata: "Tetapi apakah balasan jikalau kamu
betul-betul pendusta?"75.~ Mrk menjawab: "Balasannya ialah pada siapa
ditemukan {brg yang hilang} dalam karungnya, maka dia sendirilah
balasannya". Demikianlah kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang
zalim.76.~ Maka mulailah Yusuf memeriksa karung-karung mrk sebelum {memeriksa}
karung saudaranya sendiri, kemudian dia mengeluarkan piala raja itu dari karung
saudaranya. Demikianlah Kami atur untuk {mencapai} maksud Yusuf. Tiadalah patut
Yusuf mneghukum saudaranya menurut undang-undang raja, kecuali Allah
menghendakinya. Kami tinggikan darjat orang yang Kami kehendaki, dan diatas
tiap-tiap orang yang berpengetahuan itu ada lagi Yang Maha Mengetahui.77.~ Mrk
berkata: "Jika ia mencuri maka sesungguhnya telah pernah mencuri pula
saudaranya sebelum itu". Maka Yusuf menyembunyikan kejengkelan itu pada
dirinya dan tidak menampakkannya kepada mrk. Dia berkata: "{Dalam hatinya}
kamu lebih buruk kedudukanmu {sifat-sifatmu} dan Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu terangkan itu".78.~ Mrk berkata: "Wahai Al-Aziz! Sesungguhnya ia
mempunyai ayah yang sudah lanjut usianya, lantaran itu ambil salah seorang drp
kami sebagai gantinya. Sesungguhnya kami melihat kamu termasuk orang-orang yang
berbuat baik".79.~ Berkata Yusuf: "Aku mohon perlindungan Allah drp
menahan seorang kecuali orang yang kami ketemukan harta benda kami padanya,
jika kami berbuat demikian, maka benar-benarlah kami, orang-orang yang
zalim".80.~ Maka tatkala mrk berputus asa drp {keputusan} Yusuf, mrk
menyendiri sambil berunding dengan berbisik-bisik. Berkatalah yang tertua di
antara mrk: "Tidakkah kamu mengetahui bahwa sesungguhnya ayahmu telah
mengambil janji drp kami dengan nama Allah dan sebelum itu kamu telah
mensia-siakan Yusuf. Sebab itu aku tidak akan meninggalkan negeri Mesir, sampai
ayahku mengizinkan kepadaku. Dan Dia adalah hakim sebaik-baiknya".81.~
" Kembalilah kepada ayahmu dan berkatalah: " Wahai ayah kami!
Sesungguhnya anak kamu telah mencuri dan kami hanya menyatakan apa yang kami
ketahui dan sesekali tidak dapat menjaga {mengetahui} barang yang ghaib.82~ Dan
tanyalah penduduk negeri yang kami berada di situ dan kafilah yang kami datang
bersamanya dan sesungguhnya kami adalah orang-orang yang benar".83.~
Ya'qub berkata: "Hanya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan
{yang buruk itu}. Maka kesabaran yang baik itulah {kesabaranku}. Mudah-mudahan
Allah mendatangkan mrk semua kepadaku sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui
lagi Maha Bijaksana'.84.~ Dan Ya'qub berpaling dari mrk {anak-anaknya} seraya
berkata: "Aduhai dukacitaku terhadap Yusuf. Dan kedua matanya menjadi putih
karena kesedihan dan dia adalah seorang yang menahan amarahnya {terhadap
anak-anaknya}.85.~ Mrk berkata: "Demi Allah, senantiasa kamu mengingati
Yusuf, sehingga kamu mengidap penyakit yang berat atau termasuk orang-orang
yang binasa".86.~ Ya'qub menjawab: "Sesungguhnya hanyalah kepada
Allah aku mengadu kesusahan dan kesedihan hatiku, dan aku mengetahui dari Allah
apa yang kamu tidak mengetahuinya".
Pertemuan kembali keluarga Ya'ub
Sejak kembalinya kafilah putera-puteranya
dari Mesir tanpa Benyamin dan Yahudza, maka duka nestapa dan kesedihan Ya'qub
makin mendalam dan menyayat hati. Ia tidak merasakan tidur bermalam-malam,
mengenangkan ketiga puteranya yang tidak berketentuan tenpat dan nasibnya. Ia
hanya terasa terhibur bial ia sedang menghadap kepada Allah, bersolat, bersujud
seraya memohon kepada Allah agar mengurniainya kesabaran dan keteguhan iman
menghadapi ujian dan percubaan yang sedang ia alami.
Ia kadangkala berkhalwat seorang diri
melepaskan air matanya bercucuran sebebas-bebasnya untuk melegakan dadanya yang
sesak.
Fizikal Nabi Ya'qub makin hari makin
menjadi lemah, tubuhnya makin kurus hungga tunggal kulit melekat pada tulang,
ditambah pula dengan kebutaan matanya yang menjadi putih. Hal mana menjadikan
putera-puteranya khuatir terhadap kelangsungan hidupnya. Mrk menegurnya dengan
mengatakan: "Wahai ayah! Ayah adalah seorang Nabi dan pesuruh Allah yang
drp-Nya wahyu diturunkan dan drpnya kami mendpt tuntutan dan ajaran beriman.
Sampai bilakah ayah bersedih hati dan mencucurkan air mata mengenangkan Yusuf
dan Benyamin. Tidak cukupkah sudah bahwa banda ayah hanya tinggal kulit di atas
tulang dan mata ayah menjadi buta? Kami sgt khuatir bahwa ayah akan menjadi
binasa bila tidak menyedarkan diri dan berhenti mengenangkan Yusuf dan
Benyamin".
Ya'qub menjawab teguran putera-puteranya
itu mengatakan: "Kata-kata teguranmu bahkan menambahkan kesedihan hatiku
dan bahkan membangkitkan kembali kenangan-kenanganku pada masa yang lalu, di
mana semua anak-anak ku berkumpul di depan mataku. Aku berkeyakinan bahwa Yusuf
masih hidup dan suara hatiku membisikkan kepadaku bahwa ia masih berkeliaran di
atas bumi Allah ini, namun di mana ia berada dan nasib apa yang ia alami, hanya
Allahlah yang mengetahuinya. Bila kamu benar-benar sayang kepadaku dan ingin
melegakan hatiku serta menghilangkan rasa sedih dan dukacitaku, pergilah kamu
merantau mencari jejak Yusuf dan berusahalah sampai menemuinya dan
setidak-tidaknya mendapat keterangan di mana ia berada sekarang dan jangan
sesekali berputus asa karena hanya orang-orang kafirlah yang berputus asa dari
rahmat Allah".
Seruan Ya'qub dipertimbangkan oleh
putera-puteranya dan diterimanyalah saranannya, setidak-tidaknya ia sekadar
membesarkan hati si ayah dan meredakan rasa penderitaannya yang
berlarut-larutan. Dan sekali pun mrk merasa tidak mungkin mendapat Yusuf dalam
keadaan hidup, namun bila mrk berhasil memujuk penguasa Mesir mengembalikan
Benyamin, maka hal itu sudah cukup merupakan penghibur bagi ayah mrk serta ubat
yang dpt meringankan rasa sakit hatinya.
Racangan perjalanan dirundingkan dan
terpilihlah Mesir sebagai tujuan pertama dari perjalanan mrk mencari jejak
Yusuf sesuai dengan seruan Ya'qub dengan maksud sampingan ialah membeli gandum
untuk mengisi persediaan yang sudah berkurang.
Tibalah kafilah putera-putera Ya'qub di
Mesir untuk ketiga kalinya dan dalam pertemuan mrk dengan Yusuf, wakil raja
Mesir yang berkuasa, berkatalah jurucakap mrk: "Wahai Paduka Tuan! Keadaan
hidup yang sukar dan melarat di negeri kami yang disebabkan oleh krisis bhn
makanan yang belum teratasi memaksa kami dtg kembali untuk ketiga kalinya
mengharapkan bantuan dan murah hati paduka tuan, kedatangan kami kali ini juga
untuk mengulang permohonan kami kepada paduka tuan dptlah kiranya adik bongsu
kami Benyamin dilepaskan untuk kami bawa kembali kepada ayahnya yang sudah buta
kurus kering dan sakit0sakit sejak Yusuf, abang Benyamin hilang. Kami sgt
mengharapkan kebijaksanaan paduka tuan agar melepaskan permohonan kami ini,
kalau-kalau dengan kembalinya Benyamin kepada pangkuan ayahnya dpt meringankan
penderitaan batinnya serta memulihkan kembali kesihatan badannya yang hanya
tinggal kulit melekat pada tulangnya."
Kata-kata yang diucapkan oleh abg-abgnya
menimbulkan rasa haru pd diri Yusuf dan tepat mengenai sasaran di lubuk
hatinya, menjadikan ia merasakan bahwa masanya telah tiba untuk mengenalkan
dirinya kepada saudara-saudaranya dan dengan demikian akan dapat mengakhiri
penderitaan ayahnya yang malang itu. Berucaplah Yusuf kepada saudara-saudaranya
secara mengejek: "Masih ingatkah kamu apa yang telah kamu lakukan terhadap
adikmu Yusuf, tatkala kamu memperturutkan hawa nafsu melemparkannya ke dalam
perigi di suatu tempat yang terpencil? Dan masih teringatkah olehmu tatkala
seorang drpmu memegang Yusuf dengan tangannya yang kuat, menanggalkan
pakaiannya daritubuhnya lalu dalam keadaan telanjang bulat ditinggalkannyalah
ia seorang diri di dalam perigi yang gelap dan kering itu, lalu tanpa
menghiraukan ratap tangisnya, kamu kembali pulang ke rumah dengan rasa puas
seakan-akan kamu telah membuang sebuah benda atau seekor binatang yang tidak
patut dikasihani dan dihiraukan nasibnya?"
Mendengar kata-kata yang diucapkan oleh
wakil raja Mesir itu, tercenganglah para saudara Yusuf, bertanya-tanya kepada
diri sendiri masing-masing, seraya mamandang antara satu dengan yang lain,
bagaimana peristiwa itu sampai diketahuinya secara terperinci, padahal tidak
seorang pun drp mereka pernah membocorkan berita peristiwa itu kepada orang
lain, juga kepada Benyamin pun yang sedang berada di dalam istana raja. Kemudian
masing-masing dari mereka menyorotkan matanya, mulutmya dan seluruh tubuhnya
dari kepala sampailah ke kaki. Dicarinya ciri-ciri khas yang mrk ketahui berada
pada tubuh Yusuf semasa kecilnya. Lalu berbisik-bisiklah mrk dan sejurus
kemudian keluarlah dari mulut mereka secara serentak suara teriakan :
"Engkaulah Yusuf".
"Benar",Yusuf menjawab,
"Akulah Yusuf dan ini adalah adikku setunggal ayah dan ibu, Benyamin.
Allah dengan rahmat-Nya telah mengakhiri segala penderitaanku dan segala ujian
berat yang telah aku alami dan dengan rahmat-Nya pula kami telah dikurniai
nikmat rezeki yang melimpah ruah dan penghidupan yang sejahtera. Demikianlah
barangsiapa yang bersabar, bertaqwa serta bertawakkal tidaklah akan luput dari
pahala dan ganjarannya."
Setelah mendengar pengakuan Yusuf,
berubahlah wajah mereka menjadi pucat. Terbayang di depan mata mrk apa yang mrk
perbuat terhadap diri adik mrk Yusuf yang berada di depan mereka sebagai wakil
raja Mesir yang berkuaa penuh. Mereka gelisah tidak dpt membayangkan pembalasan
apa yang akan mrk terima dari Yusuf atas dosa mereka itu.
Berkatalah saudara-saudara Yusuf dengan
nada yang rendah: "Sesungguhnya kami telah berdosa terhadap dirimu dan
bertindak kejam ketika kami melemparkan kamu ke dasar telaga. Kami lakukan
perbuatan kejam itu, terdorong oleh hawa nafsu dan bisikan syaitan yang
terkutuk. Kami sgt sesalkan peristiwa yang terjadi itu yang berakibat
penderitaan bagimu dan bagi ayah kami.Akan tetapi kini nampak kepada kami
kelebihanmu di atas diri kami dan bagaiman Allah telah mengurniakan nikmat-Nya
kepadamu sebagai ganti penderitaan yang disebabkan oleh perbuatan kami yang
durhaka terhadap dirimu. Maka terserah kepadamu untuk tindakan pembalasan
apakah yang akan engkau timpakan di atas diri kami yang telah berdosa dan
mendurhakaimu".
Berucaplah Yusuf menenteramkan hati
saudara-saudaranya yang sedang ketakutan: "Tidak ada manfaatnya
menyesalkan apa yang telah terjadi dan menggugat kejadian-kejadian yang telah
lalu. Cukuplah sudah bila itu semua menjadi pengajaran bahwa mengikuti hawa
nafsu dan suara syaitan selalu akan membawa penderitaan dan mengakibatkan
kebinasaan di dunia dan di akhirat. Mudah-mudahan Allah mengampuni segala
dosamu, karena Dialah Yang Maha Penyayang serta Maha Pengampun. Pergilah kamu
sekarang juga kembali kepada ayah dengan membawa baju kemejaku ini. Usapkanlak
ia pada kedua belah matanya yang insya-Allh akan menjadi terang kembali,
kemudian bawalah ia bersama semua keluarga ke sini secepat mungkin."
Maka bertolaklah kafilah putera-putera
Ya'qub dengan diliputi rasa haru bercampur gembira, kembali menuju ke Palestin
membawa berita gembira bagi ayah mereka yang sedang menanti hasil usaha
pencarian Yusuf yang disarankannya. Dan selagi kafilah sudah mendekati akhir
perjalanannya dan hampir memasuki Palestin ayah mereka Nabi Ya'qub memperoleh
firasat bahwa pertemuan dengan Yusuf, putera kesayangannya sudah berada di
ambang pintu. Firasat itu diperolehnya sewaktu ia berkhalwat seorang diri di
mihrab tempat ibadahnya bermunajat kepada Allah, berzikir dan bersujud seraya
melepaskan air matanya bercucuran dan suara tangisnya menggema di seluruh sudut
rumah, sekonyong-konyong suara tangisnya berbalik menjadi gelak ketawa, air
matanya berhenti bercucuran dan keluarlah ia dari mihrabnya berteriak:
"Aku telah mencium bau tubuh Yusuf dan aku yakin bahwa aku akan menemuinya
dalam waktu dekat. Ini bukan khayalan dan bukannya pula bawaan kelemahan
ingatan yang selalu kamu tuduhkan kepadaku."
Sejurus kemudian berhentilah kafilah di
depan pintu rumah turunlah putera-putera Ya'qub dari atas unta masing-masing,
beramai-ramai masuk ke dalam rumah dan berpeluknyalah ayah sambil mengusapkan
baju kemeja Yusuf pada kedua belah matanya. Seketika itu pula terbuka lebarlah
kedua belah mata Ya'qub, bersinar kembali memandang wajah putera-puteranya dan
mendengar kisah perjalanan putera-puteranya dan bagaimana mrk telah menemukan
Yusuf bersama adiknya Benyamin. Disampaikan pula kepada ayah seruan dan
undangan Yusuf agar semua sekeluarga berhijrah ke Mesir dan bergabung menjadi
satu di dalam istananya. Dan segera berkemas-kemaslah Ya'qub sekeluarga
menyiapkan diri untuk berhijrah ke Mesir.
Dirangkulnyalah si ayah oleh Yusuf seraya
mencucurkan air mata setiba Ya'qub di halaman istana bersama seluruh keluarga.
Demikian pula ayah tidak ketinggalan mencucurkan air mata, namun kali ini
adalah air mata suka dan gembira. Semuanya pada merebahkan diri bersujud
sebagai tanda syukur kepada Allah serta penghormatan bagi Yusuf, kemudian
dinaikkannyalah ayah dan ibu tirinya yang juga saudara ibunya ke atas sigahsana
seraya berkata: "Wahai ayahku! Inilah dia takbir mimpiku yang dahulu itu,
menjadi kenyataan. Dan tidak kurang-kurang rahmat dan kurniaan Allah kepadaku
yang telah mengangkatku dari dalam perigi, mengeluarkan aku dari penjara dan mempertemukan
kami semua setelah syaitan telah merusakkan perhubungan persaudaraan antaraku
dan saudara-saudaraku. Sesungguhnya Allah Maha Lembut terhadap apa yang Dia
kehendaki dan sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana".Kemudian Yusuf mengangkat kedua tangannya berdoa: "Ya
Tuhanku! Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebahagian kerajaan dan
mengajarkan kepadaku pengentahuan serta kepandaian mentakbir mimpi. Ya Tuhanku
Pencipta langit dan bumi! Engkaulah pelindungku di dunia dan di akhirat,
wafatkanlah aku dalam keadaan Islam, beriman dan bertakwa dan gabungkanlah aku
dengan orang-orang yang soleh."
Bacalah ayat 87 sehingga 101 dari surah
"Yusuf", tentang isi cerita di atas sebagai berikut :~
"87.~ Berkatalah Ya'qub: " Hai
anak-anakku, pergilah kamu maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan
jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa
dari rahmat Allah, melainkan kamu kafir."88.~ Maka ketika mereka masuk ke
{Tempat} Yusuf, mereka berkata : "Hai Al-Aziz, kami dan keluarga kami
telah ditimpa kesengsaraan dan kami datang membawa barang-barang yang tidak
berharga, maka sempurnakanlah sukatan untuk kami dan bersedekahlah kepada kami,
sesungguhnya Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bersedekah."89.~
Yusuf berkata: "Apakah kamu mengetahui {keburukan} apa yang kamu lakukan
terhadap Yusuf dan saudaranya ketika kamu tidak mengetahui {akibat} perbuatanmu
itu?"90.~ Mereka berkata: "Apakah kamu ini benar-benar Yusuf?"
Yusuf menjawab: "Akulah Yusuf dan ini saudaraku. Sesungguhnya Allah telah
melimpahkan kurnia-Nya kepada kami". Sesungguhnya barangsiapa yang
bertakwa dan bersabar, maka sesungguhnya Allah tidak mensia-siakan pahala
orang-orang yang berbuat baik".91.~ Mereka berkata: "Demi Allah,
sesungguhnya Allah telah melebihkankamu atas kami dan sesungguhnya kami adalah
orang-orang yang bersalah {berdosa}".92.~ Dia {Yusuf} berkata: "Pada
hari ini tidak ada cercaan terhadap kamu, mudah-mudahan Allah mengampuni {kamu}
dan Dia adalah Maha Penyayang di antara para penyayang".93.~ Pergilah kamu
dengan membawa baju kemejaku ini, lalu lekatkanlah ia ke wajah ayahku, nanti ia
akan melihat kembali, dan bawalah keluargamu semuanya kepadaku".94.~
Tatkala kafilah itu telah keluar {dari negeri Mesir} berkata ayah mereka:
" Sesungguhnya aku mencium bau Yusuf sekiranya kamu tidak menuduhku lemah
akal {tentu kamu membenarkan aku}".95.~ Keluarganya berkata: "Demi
Allah kamu sesungguhnya masih dalam kekeliruanmu yang dahulu".96.~ Tatkala
telah tiba pembawa berita gembira itu, maka diletakkannya baju itu ke wajah
Ya'qub, lalu kembalilah dia dapat melihat. Berkata Ya'qub: "Tidakkah aku
katakan kepadamu, bahwa aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tidak
mengetahuinya".97.~ Mereka berkata: "Wahai ayah kami! Mohonkanlah
ampun bagi kami terhadap dosa-dosa kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang
yang bersalah {berdosa}".98.~ Ya'qub berkata: "Kelak aku akan
memohonkan ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang".99.~ Maka tatkala mereka masuk ke {tempat } Yusuf,
Yusuf merangkul ibu bapanya dan dia berkata: "Masuklah kamu di negeri
Mesir, insya-Allah dalam keadaan aman".100.~ Dan ia menaikkan kedua ibu
bapanya ke atas singahsana. Dan mereka {semuanya} merebahkan diri seraya sujud
kepada Yusuf. Dan berkata Yusuf: "Wahai ayahku! Inilah takbir mimpiku yang
dahulu itu, sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya suatu kenyataan. Dan
sesungguhnya Tuhanku telah berbuat baik kepadaku, ketika Dia membebaskan aku
dari penjara dan ketika membawa kamu dari dusun padang pasir, setelah syaitan
merusakkan {hubungan} antaraku dan saudara-saudaraku. Sesungguhnya Tuhanku Maha
Lembut terhadap apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dialah Yang Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana".101.~ Ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau
telah menganugerahkan kepadaku sebahagian kerajaan dan telah mengajarkan
kepadaku sebahagian takbir mimpi {ya Tuhanku} Pencipta langit dan bumi.
Engkaulah Pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan
Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang soleh." { Yusuf : 87 ~
101 }
Pelajaran yang didapat dari kisah Nabi
Yusuf A.S.
Banyak ajaran dan ibrah yang dapat dipetik
dari Kisah Nabi Yusuf yang penuh dengan pengalaman hidup yang kontriversi itu.
Di antaranya ialah :~
Bahwasanya penderitaan seseorang yang
nampaknya merupakan suatu musibah dan bencana, pd hakikatnya dalam banyak hal
bahkan merupakan rahmat dan barakah yang masih terselubung bagi
penderitaannya.Karena selalunya bahwa penderitaan yang di anggapkan itu suatu
musibah adalah menjadi permulaan dari kebahagiaan dan menjadi kesejahteraan
yang tidak diduga semula. Demikianlah apa yang telah dialami oleh Nabi Yusuf
dengan pelemparan dirinya ke dalam sebuah perigi oleh saudara-saudaranya
sendiri, disusuli dengan pemenjaraannya oleh para penguasa Mesir. Semuanya itu
merupakan jalan yang harus ditempuh oleh beliau untuk mencapai puncak kebesaran
dan kemuliaan sebagai nabi serta tngkat hidup yang mewah dan sejahtera sebagai
seorang penguasa dalam sebuah kearajaan yang besar yang dengan kekuasaannya
sebagai wakil raja, dapat menghimpunkan kembali seluruh anggota keluarganya
setelah sekian lama berpisah dan bercerai-berai.
Maka seseorang mukmin yang percaya kepada
takdir, tidak sepatutnya merasa kecewa dan berkecil hati bila tertimpa sesuatu
musibah dalam harta kekayaannya, kesihatan jasmaninya atau keadaan keluarganya.
Ia harus menerima percubaan Allah itu dengan penuh kesabaran dan tawakkal
seraya memohon kepada Yang Maha Kuasa agar melindunginya dan mengampuni segala
dosanya, kalau-kalau musibah yang ditimpakan kepadanya itu merupakan peringatan
dari Allah kepadanya untuk bertaubat.
Dan sebaliknya bila seseorang mukmin
memperoleh nikmat dan kurinia Allah berupa perluasan rezeki, kesempurnaan
kesihatan dan kesejahteraan keluarga, ia tidak sepatutnya memperlihatkan
sukacita dan kegembiraan yang berlebih-lebihan. Ia bahkan harus bersyukur
kepada Allah dengan melipat gandakan amal solehnya sambil menyedarkan diri
bahwa apa yang diperolehnya itu kadang-kadang boleh tercabut kembali bila Allah
menghendakinya. Lihatlah sebagaimana teladan Nabi Yusuf yang telah kehilangan
iman dan tawakkalnya kepada Allah sewaktu berada seorang diri di dalam perigi
mahupun sewaktu merengkok di dalam penjara, demikian pula sewaktu dia berada
dalam suasana kebesarannya sebagai Penguasa Kerajaan Mesir, ia tidak disilaukan
oleh kenikmatan duniawinya dan kekuasaan besar yang berada di tangannya. Dalam
kedua keadaan itu ia tidak melupakan harapan, syukru dan pujaan kepada Allah
dan sedar bahwa dirinya sebagai makhluk yang lemah tidak berkuasa
mempertahankan segala kenikmatan yang diperolehnya atau menghindarkan diri dari
musibah dan penderitaan yang Allah limpahkan kepadanya. Ia mengembalikan
semuanya itu kepada takdir dan kehendak Allah Yang Maha Kuasa.
Nabi Yusuf telah memberi contoh dan
teladan bagi kemurnian jiwanya dan keteguhan hatinya tatkala menghadapi godaan
Zulaikha, isteri ketua Polis Mesir, majikannya. Ia diajak berbuat maksiat oleh
Zulaikha seorang isteri yang masih muda belia, cantik dan berpengaruh, sedang
ia sendiri berada dalam puncak kemudaannya, di mana biasanya nafsu berahi
seseorang masih berada di tingkat puncaknya. Akan tetapi ia dapat menguasai
dirinya dan dapat mengawal nafsu kemudaannya, menolak ajak isteri yang menjadi
majikannya itu, karena ia takut kepada Allah dan tidak mahu mengkhianati
majikannya yang telah berbuat budi kepadanya dirinya dan memperlakukannya
seolah-olah anggota keluarganya sendiri. Sebagai akibat penolakannnya itu ia
rela dipenjarakan demi mempertahankan keluhuran budinya, keteguhan imannya dan
kemurnian jiwanya.
Nabi Yusuf memberi contoh tentang sifat
seorang kesatria yang enggan dikeluarkan dari penjara sebelum persoalannya
dengan Zulaikha dijernihkan. Ia tidak mahu dikeluarkan dari penjara kerana
memperoleh pengampunan dari Raja, tetapi ia ingin dikeluarkan sebagai orang
yang bersih, suci dan tidak berdosa. Karenanya ia sebelum menerima undangan
raja kepadanya untuk datang ke istana, ia menuntut agar diselidik lebih dahulu
tuduhan-tuduhan palsu dan fitnahan-fitnahan yang dilekatkan orang kepada
dirinya dan dijadikannya alasan untuk memenjarakannya. Terpaksalah raja Mesir
yang memerlukan Yusuf sebagai penasihatnya, memerintahkan pengusutan kembali
peristiwa Yusuf dengan Zulaikha yang akhirnya dengan terungkapnya kejadian yang
sebenar, di mana mereka bersalah dan memfitnah mengakui bahawa Yusuf adalah
seorang yang bersih suci dan tidak berdosa dan bahwa apa yang dituduhkan
kepadanya itu adalah palsu belaka.
Suatu sifat utama pembawaan jiwa besar Nabi Yusuf menonjol tatkala ia
menerima saudara-saudaranya yang datang ke Mesir untuk memperolehi hak
pembelian gandum dari gudang pemerintah karajaan Mesir. Nabi Yusuf pada masa
itu, kalau ia mahu ia dapat melakukan pembalasan terhadap saudara-saudaranya
yang telah melemparkannya ke dalam sebuah perigi dan memisahkannya dari ayahnya
yang sangat dicintai. Namun sebaliknya ia bahkan menerima mereka dengan
ramah-tamah dan melayani keperluan mereka dengan penuh kasih sayang,
seolah-olah tidak pernah terjadi apa yang telah dialami akibat tindakan
saudara-saudaranya yang kejam dan tidak berperikemanusiaan. Demikianlah Nabi
Yusuf dengan jiwa besarnya telah melupakan semua penderitaan pahit yang telah
dialaminya akibat tindakan saudara-saudaranya itu dengan memberi pengampunan
kepada mereka, padahal ia berada dalam keadaan yang memungkinkannya melakukan
pembalasan yang setimpal. Dan pengampunan yang demikian itulah yang akan
berkesan kepada orang yang diampuni dan yang telah dianjurkan oleh Allah dan
Rasul-Nya dalam beberapa ayat Al-Quran dan beberapa hadis nabawi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Kirimkan kritik dan saran anda bebas dan sopan.