Kisah
teladan Kali ini adalah Kisah Nabi Ayyub As - Berkata salah seorang malaikat
kepada kawan-kawannya yang lagi berkumpul berbincang-bincang tentang
tingkah-laku makhluk Allah, jenis manusia di atas bumi : "Aku tidak
melihat seorang manusia yang hidup di atas bumi Allah yang lebih baik dari
hamba Allah Ayyub". Ia adalah seorang mukmin sejati ahli ibadah yang
tekun. Dari rezeki yang luas dan harta kekayaan yang diberikan oleh Allah
kepadanya, ia mengenepikan sebahagian untuk menolong orang-orang yang
memerlukan para fakir miskin. Hari-harinya terisi penuh dengan ibadah, sujud
kepada Allah dan bersyukur atas segala nikmat dan kurnia yang diberikan
kepadanya."
Para
kawanan malaikat yang mendengarkan kata-kata pujian dan sanjungan untuk diri
Ayyub mengakui kebenaran itu bahkan masing-masing menambahkan lagi dengan
menyebut beberapa sifat dan tabiat yang lain yang ada pada diri Ayyub.
Percakapan
para malaikat yang memuji-muji Ayyub itu didengar oleh Iblis yang sedang berada
tidak jauh dari tempat mereka berkumpul. Iblis merasa panas hati dan jengkel
mendengar kata-kata pujian bagi seseorang dari keturunan Adam yang ia telah
bersumpah akan disesatkan ketika ia dikeluarkan dari syurga kerananya. Ia tidak
rela melihat seorang dari anak cucu anak Nabi Adam menjadi seorang mukmin yang
baik, ahli ibadah yang tekun dan melakukan amal soleh sesuai dengan perintah
dan petunjuk Allah.
Pergilah
Iblis mendatangi Ayyub untuk menyatakan sendiri sampai sejauh mana kebenaran
kata-kata pujian para malaikat itu kepada diri Ayyub. Ternyata memang benar
Ayyub patut mendapat segala pujian itu. Ia mendatangi Ayyub bergelimpangan
dalam kenikmatan duniawi, tenggelam dalam kekayaan yang tidak ternilai
besarnya, mengepalai keluarga yang besar yang hidup rukun, damai dan bakti. Ia
mendapati Ayyub tidak tersilau matanya oleh kekayaan yang ia miliki dan tidak
tergoyahkan imannya oleh kenikmatan duniawinya. Siang dan malam ia sentiasa
menemui Ayyub berada di mihrabnya melakukan solat, sujud dan tasyakur kepada
Allah atas segala pemberian-Nya. Mulutnya tidak berhenti menyebut nama Allah
berzikir, bertasbih dan bertahmid. Ayyub ditemuinya sebagai seorang yang penuh
kasih sayang terhadap sesama makhluk Allah yang lemah, yang lapar diberinya
makan, yang Tidak Berpakaian diberinya pakaian, yang bodoh diajar dan dipimpin
dan yang salah ditegur.
Iblis
gagal dalam usahanya memujuk Ayyub. Telinga Ayyub pekak terhadap segala
bisikannya dan fitnahannya dan hatinya yang sudah penuh dengan iman dan takwa
tidak ada tempat lagi bagi bibit-bibit kesesatan yang ditaburkan oleh Iblis.
Cinta dan taatnya kepada Allah merupakan benteng yang ampuh terhadap serangan
Iblis dengan peluru kebohongan dan pemutar-balikan kebenaran yang semuanya
mental tidak mendapatkan sasaran pada diri Ayyub.
Akan
tetapi Iblis bukanlah Iblis jika ia berputus asa dan kegagalannya memujuk Ayyub
secara langsung. Ia pergi menghadapi kepada Allah untuk menghasut. Ia berkata :
" Wahai Tuhan, sesungguhnya Ayyub yang menyembah dan memuji-muji-Mu,
bertasbih dan bertahmid menyebut nama-Mu, ia tidak berbuat demikian seikhlas
dan setulus hatinya kerana cinta dan taat pada-Mu. Ia melakukan itu semua dan
berlaku sebagai hamba yang soleh tekun beribadah kepada-Mu hanya kerana takut
akan kehilangan semua kenikmatan duniawi yang telah Engkau kurniakan kepadanya.
Ia takut, jika ia tidak berbuat demikian , bahawa engkau akan mencabut
daripadanya segala nikmat yang telah ia perolehnya berupa puluhan ribu haiwan
ternakan, beribu-ribu hektar tanah ladang, berpuluh-puluh hamba sahaya dan
pembantu serta keluarga dan putera-puteri yang soleh dan bakti. Tidakkah
semuanya itu patut disyukuri untuk tidak terlepas dari pemilikannya dan habis
terkena musibah? Di samping itu Ayyub masih mengharapkan agar kekayaannya
bertambah menjadi berlipat ganda. Untuk tujuan dan maksud itulah Ayyub
mendekatkan diri kepada-Mu dengan ibadah dan amal-amal solehnya dan andai kata
ia terkena musibah dan kehilangan semua yang ia miliki, nescaya ia akan
mengubah sikapnya dan akan melalaikan kewajibannya beribadah kepada-Mu."
Allah
berfirman kepada Iblis : " Sesungguhnya Ayyub adalah seorang hamba-Ku yang
sangat taat kepada-Ku, ia seorang mukmin sejati, apa yang ia lakukan untuk
mendekati dirinya kepada-Ku adalah semata-mata didorong oleh iman yang teguh
dan taat yang bulat kepada-Ku. Iman dan takwa yang telah meresap di dalam lubuk
hatinya serta menguasai seluruh jiwa raganya tidak akan tergoyah oleh perubahan
keadaan duniawinya. Cintanya kepada-Ku yang telah menjiwai amal ibadah dan
kebajikannya tidak akan menurun dan menjadi kurang, musibah apa pun yang akan
melanda dalam dirinya dan harta kekayaannya. Ia yakin seyakin-yakinnya bahwa
apa yang ia miliki adalah pemberian-Ku yang sewaktu-waktu dapat Aku cabut
daripadanya atau menjadikannya bertambah berlipat ganda. Ia bersih dari semua
tuduhan dan prasangkamu. Engkau memang tidak rela melihathamba-hamba-Ku anak
cucu Adan berada di atas jalan yang benar, lurus dan tidak tersesat. Dan untuk
menguji keteguhan hati Ayyub dan kebulatan imannya kepada-Ku dan kepada
takdir-Ku, Aku izinkan engkau untuk mencuba menggodanya serta memalingkannya daripada-Ku.
Kerahkanlah pembantu-pembantumu menggoda Ayyub melalui harta kekayaannya dan
keluarganya. Cuba binasakanlah harta kekayaannya dan cerai-beraikanlah
keluarganya yang rukun dan bahagia itu dan lihatlah sampai di mana kebolehanmu
menyesatkan dan merusakkan iman hamba-Ku Ayyub itu."
Dikumpulkanlah
oleh Iblis syaitan-syaitan, pembantunya, diberitahukan bahawa ia telah
mendapatkan izin dari Tuhan untuk mengganyang ayyub, merusak aqidah dan imannya
dan memalingkannya dari Tuhannya yang ia sembah dengan sepenuh hati dan
keyakinan. Jalannya ialah dengan memusnahkan harta kekayaannya sehingga ia
menjadi seorang yang papa dan miskin, mencerai-beraikan keluarganya sehingga ia
menjadi sebatang kara tidak berkeluarga, Iblis berseru kepada
pembantu-pembantunya itu agar melaksanakan tugas penyesatan Ayyub
sebaik-baiknya dengan segala daya dan siasat apa saja yang mereka dapat
lakukan.
Dengan
berbagai cara gangguan, akhirnya berhasillah kawanan syaitan itu
menghancurkan-luluhkan kekayaan Ayyub, yang dimulai dengan haiwan-haiwan
ternakannya yang bergelimpangan mati satu persatu sehingga habis sama sekali,
kemudian disusul ladang-ladang dan kebun-kebun tanamannya yang rusak menjadi
kering dan gedung-gedungnya yang terbakar habis dimakan api, sehingga dalam
waktu yang sangat singkat sekali Ayyub yang kaya-raya tiba-tiba menjadi seorang
papa miskin tidak memiliki selain hatinya yang penuh iman dan takwa serta
jiwanya yang besar.
Setelah
berhasil menghabiskan kekayaan dan harta milik Ayyub datanglah Iblis kepadanya
menyerupai sebagai seorang tua yang tampak bijaksana dan berpengalaman dan
berkata: "Sesungguhnya musibah yang menimpa dirimu sangat dahsyat sekali
sehingga dalam waktu yang begitu sempit telah habis semua kekayaanmu dan hilang
semua harta kekayaan milikmu. Kawan-kawanmu merasa sedih ssedang musuh-musuhmu
bersenang hati dan gembira melihat penderitaan yang engkau alami akibat musibah
yang susul-menyusul melanda kekayaan dan harta milikmu. Mereka bertanya-tanya,
gerangan apakah yang menyebabkan Ayyub tertimpa musibah yang hebat itu yang
menjadikannya dalam sekelip mata kehilangan semua harta miliknya. Sementara
orang dari mereka berkata bahawa mungkin kerana Ayyub tidak ikhlas dalam ibadah
dan semua amal kebajikannya dan ada yang berkata bahawa andaikan Allah, Tuhan
Ayyub, benar-benar berkuasa, nescaya Dia dapat menyelamatkan Ayyub dari
malapetaka, mengingat bahawa ia telah menggunakan seluruh waktunya beribadah
dan berzikir, tidak pernah melanggar perintah-Nya . Seorang lain menggunjing
dengan mengatakan bahawa mungkin amal ibadah Ayyub tidak diterima oleh Tuhan,
kerana ia tidak melakukan itu dari hati yang bersih dan sifat ria dan ingin
dipuji dan banyak lagi cerita-cerita orang tentang kejadian yang sangat
menyedihkan itu. Akupun menaruh simpati kepadamu, hai Ayyub dan turut bersedih
hati dan berdukacita atas nasib yang buruk yang engkau telah alami."
Iblis
yang menyerupai sebagai orang tua itu - mengakhiri kata-kata hasutannya seraya
memperhatikan wajah Ayyub yang tetap tenang berseri-seri tidak menampakkan tanda-tanda
kesedihan atau sesalan yang ingin ditimbulkan oleh Iblis dengan kata-kata
racunnya itu. Ayyub berkata kepadanya : "Ketahuilah bahawa apa yang aku
telah miliki berupa harta benda, gedung-gedung, tanah ladang dan haiwan
ternakan serta lain-lainnya semuanya itu adalah barangan titipan Allah yang
diminta-Nya kembali setelah aku cukup menikmatinya dan memanfaatkannya
sepanjang masa atau ibarat barang pinjaman yang diminta kembali oleh tuannya
jika saatnya telah tiba. Maka segala syukur dan ouji bagi Allah yang telah
memberikan kurniaan-Nya kepadaku dan mencabutnya kembali pula dari siapa yang
Dia kehendaki dan mencabutnya pula dari siapa saja yang Dia suka. Dia adalah
yang Maha Kuasa mengangkat darjat seseorang atau menurunkannya menurut
kehendak-Nya. kami sebagai hamba-hamba makhluk-Nya yang lemah patut berserah
diri kepada-Nya dan menerima segala qadha' dan takdir-Nya yang kadang kala kami
belum dapat mengerti dan menangkap hikmah yang terkandung dalam qadha' dan
takdir-Nya itu."
Selesai
mengucapkan kata-kata jawabnya kepada Iblis yang sedang duduk tercenggang di
depannya, menyungkurlah Ayyub bersujud kepada Allah memohon ampun atas segala
dosa dan keteguhan iman serta kesabaran atas segala cubaan dan ujian-Nya.
Iblis
segera meninggalkan rumah Ayyub dengan rasa kecewa bahawa racun hasutannya
tidak termakan oleh hati hamba Allah yang bernama Ayyub itu. Akan tetapi Iblis
tidak akan pernah berputus asa melaksanakan sumpah yang ia telah nyatakan di
hadapan Allah dan malaikat-Nya bahawa ia akan berusaha menyesatkan Bani Adam di
mana saja mereka berada. Ia merencanakan melanjutkan usaha gangguan dan
godaannya kepada Ayyub lewat penghancuran keluarganya yang sedang hidup rukun,
damai dan saling hidup cinta mencintai dan harga menghargai. Iblis datang lagi
menghadap kepada Tuhan dan meminta izin meneruskan usahanya mencuba Ayyub.
Berkata ia kepada Tuhan: "Wahai Tuhan, Ayyub tidak termakan oleh hasutanku
dan sedikit pun tidak goyah iman dan aqidahnya kepada-Mu meski pun ia sudah
kehilangan semua kekayaannya dan kembali hidup papa dan miskin kerana ia masih
mempunyai putera-putera yang cekap yang dapat ia andalkan untuk mengembalikan
semua yang hilang itu dan menjadi sandaran serta tumpuan hidupnya di hari
tuanya. Menurut perkiraanku, Ayyub tidak akan bertahan jika musibah yang
mengenai harta kekayaannya mengenai keluarganya pula, apa lagi bila ia sangat
sayang dan mencintai, maka izinkanlah aku mencuba kesabarannya dan keteguhannya
kali ini melalui godaan yang akan aku lakukan terhadap keluarganya dan
putera-puteranya yang ia sangat sayang dan cintai itu."
Allah
meluluskan permintaan Iblis itu dan berfirman: "Aku mengizinkan engkau
mencuba sekali lagi menggoyahkan hati Ayyub yang penuh iman, tawakkal dan
kesabaran tiu dengan caramu yang lain, namun ketahuilah bahawa engkau tidak
akan berhasil mencapai tujuanmu melemahkan iman Ayyub dan menipiskan
kepercayaannya kepada-Ku."
Iblis
lalu pergi bersama pembantu-pembantunya menuju tempat tinggal putera-putera
Ayyub di suatu gedung yang penuh dengan sarana-sarana kemewahan dan kemegahan,
lalu digoyangkanlah gedung itu hingga roboh berantakan menjatuhi dan menimbuni
seluruh penghuninya. Kemudian cepat-cepatlah pergi Iblis mengunjungi Ayyub di
rumahnya, menyerupai sebagai seorang dari kawan-kawan Ayyub, yang datang
menyampaikan takziah dan menyatakan turut berdukacita atas musibah yang menimpa
puteranya. Ia berkata kepada Ayyub dalam takziahnya: "Hai Ayyub, sudahkah
engkau melihat putera-puteramu yang mati tertimbun di bawah runtuhan gedung
yang roboh akibat gempa bumi? Kiranya, wahai Ayyub, Tuhan tidak menerima
ibadahmu selama ini dan tidak melindungimu sebagai imbalan bagi amal solehmu
dan sujud rukukmu siang dan malam."
Mendengar
kata-kata Iblis itu, menangislah Ayyub tersedu-sedu seraya berucap:
"Allahlah yang memberi dan Dia pulalah yang mengambil kembali. Segala puji
bagi-Nya, Tuhan yang Maha Pemberi dan Maha Pencabut."
Iblis
keluar meninggalkan Ayyub dalam keadaan bersujud munajat dengan rasa jengkel
dan marah kepada dirinya sendiri kerana telah gagal untuk kedua kalinya memujuk
dan menghasut Ayyub. Ia pergi menghadap Tuhan dan berkata: "Wahai Tuhan,
Ayyub sudah kehilangan semua harta benda dan seluruh kekayaannya dan hari ini
ia ditinggalkan oleh putera-puteranya yang mati terbunuh di bawah runtuhan
gedung yang telah kami hancurkan , namun ia masih tetap dalam keadaan mentalnya
yang kuat dan sihat. Ia hanya menangis tersedu-sedu namun batinnya, jiwanya,
iman dan kepercayaannya kepada-Mu tidak tergoyah sama sekali. Izinkan aku
mencubanya kali ini mengganggu kesihatan bandanya dan kekuatan fizikalnya,
kerana jika ia sudah jatuh sakit dan kekuatannya menjadi lumpuh, nescaya ia
akan mulai malas melakukan ibadah dan lama-kelamaan akan melalaikan
kewajibannya kepada-Mu dan menjadi lunturlah iman dan akidahnya."
Allah
tetap menentang Iblis bahawa ia tidak akan berhasil dalam usahanya menggoda
Ayyub walau bagaimana pun besarnya musibah yang ditimpakan kepadanya dan
bagaimana pun beratnya cubaan yang dialaminya. Kerana Allah telah menetapkan
dia menjadi teladan kesabaran, keteguhan iman dan ketekunan beribadah bagi
hamba-hamba-Nya. Allah berfirman kepada Iblis: "Bolehlah engkau mencuba
lagi usahamu mengganggu kesihatan badan dan kekuatan fizikal Ayyub. Aku akan
lihat sejauh mana kepandaianmu mengganggu dan menghamba pilihan-Ku ini."
Kisah Ayyub di atas dapat dibaca dalam
Al-Quran surah Shaad ayat 41 sehingga ayat 44 dan surah Al-Anbiaa' ayat 83 dan
84.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Kirimkan kritik dan saran anda bebas dan sopan.